BAB
AT-TAJWID
(التجويد)
A.
ILMU TAJWID
Ilmu tajwid adalah pengetahuan tentang kaedah serta
cara-cara membaca al-quran dengan sebaik-baiknya.
Tujuan ilmu tajwid adalah memelihara bacaan al-quran dari
kesalahan dan perubahan serta memelihara lisan (mulut ) dari kesalahan membaca
Hukum belajar ilmu tajwid adalah fardhu kifayah, sedang membaca
al-quran dengan ilmu tajwid hukumnya fardhu ain
BAB I
HAL NUN MATI DAN TANWIN
Nun sukun( نْ )
Tanwin ) _ً_ٍ_ٌ__
)
Hukum Nun sukun ada lima:
1.
Idh-har Halqi ( ( ِاظْهَارُ حَلْقِى adalah apabila nun
sukun dan tanwin bertemu dengan salah satu huruf halqi yang enam yaitu : ء ه ح خ ع غ cara membacanya harus terang dan jelas sebab
bertemu dengan huruf halqi
Contoh: مَنْ آمَنَ. مِنْهُ . غَفُوْرٌ حَلِيْمٌ .
سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ.
Keterangan :
Idh-har: menerangkan atau menjelaskan
Halqi artinya : kerongkongan
Dinamakan huruf halqi karena tempat keuar hurufnya di mulut dari
kerongkongan
2.
Id-gham Bighunnah ( إِدْغَامُ ِبَغُنَّة ) adalah
apabila Nun sukun dasn tanwin bertemu dengan salah satu dari pada satu
huruf binghunnah yang empat yaitu: ى ن م و
Cara membacanya harus di masukkan atau di tasydidkan ke dalam salah satu
haruf yang empat dengan suara mendengung kecuali dalam satu kalimat maka ini
disebut Idh-har wajib contohnya: صِنْوَانُ. دُنْيَا . بُنْيَانٌ
Contoh : . مَنْ مَنَعَ. مَنْ يَقَوْلُ
مِنْ وَلِىٍّ وَلاَ نَصِيْر مِنْ نُوْرٍ
Keterangan :
Id-gham artinya: memasukkan atau mentasydidkan
Bi-ghunnah artinya: dengan mendengung
3.
Id-gham Bila-ghunnah ( إِدْغَامُ
بِلاَغُنَّةِ ) adalah apabila nun
sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu dari huruf ( ل ) dan ( ر )
Contoh: مَنْ
لَمْ dibaca مَلَّمْ
: مِنْ َربِهِمْ dibaca
مِنْ َرِّبهِمْ
: وَلَكِنْ لاَ
َيعْلَمُوْنَ dibaca وَلَكَنْ لاّ يَعْلَمُوْنَ
4.
Iqlab (إقْلاَبُ
) adalah apabila Nun sukun dan tanwin bertemu dengan huruf Ba’( ب )
Cara membacanya dibalik atau di
jadikan mim ( م )
Contoh: سَمِيْعٌ بَصِيْرٌ. كِرَامٌ بَرَرَةٌ
Keterangan :
Iqlab artinya: membalik atau ditukar
5.
Ikhfa haqiqi (إخْفَاءُ حَقِيْقِى )
adalah apabila Nun sukun dan tanwin bertemu dengan salah satu dari huruf Ikhfa
yang 15 yakni:
د ج ت ث ك ق ف ظ ط ش س ز ذ
Cara membacanya : samar-samar antara Idh-har ( ( ِاظْهَارُ dan Id-Gham ( إِدْغَامُ
) artinya: harus terang, tetapi di sambung dengan huruf yang lain di mukanya
dengan mendengung.
Contoh : مِنْ جُوْعٍ . يَنْطِقُ . أَنْدَادًا .
مِنْكُمْ . أَنْفُسُكُمْ .
BAB II
HAL MIM SUKUN ( م
)
Hukum membaca Mim sukun ada tiga macam :
1.
Ikhfa syafawi ( إِخْفَاءُ شَفَوِى ) adalah apabila mim suku bertemu dengan
huruf ba’( ب )
Cara membacanya harus samar-samar di bibir dan didengungkan
Contoh: إِعْتَصِمْ بِا للهِ . وَهُمْ بِهِ
دَخَلْتُمْ ِبِهنّ
2.
Id-Gham Mimi (
إِدْغَامُ ِميْمِ )
adalah apabila mim sukun ( مْ) bertemu dengan huruf
mim ( م)
Cara membacanya seperti ( إِدْغَامُ مُتَمَاثِلَيْن )
: مَالَهُمْ
مِّنِ اللهِ . أَمْ مِّنْ يَرْ جِوْنَ
3.
Idh-har Syafawi ( إِدْهَارُ شَفَوِى ) adalah apabila Nun sukun dan tanwin
bertemu dengan salah satu dari huruf hijaiyah yang 26 selain Mim ( م ) dan ba’ ( ب
) cara membacanya yang terang di bibir dengan mulut tertentu. Dan harus lebih
dijelaskan lagu apabila bertemu dengan haruf wau ( و
) dan fa’ ( ف )
Contohnya: أَنْعَمْتَ . لَهُمْ فِيْهَا . عَلَيْهِمْ
وَلاَ الضَّالِّيْنَ
BAB III
(GHUNNAH)
HAL MIM TASYDID DAN NUN TASYDID
Mim tasydid ( مّ )
Nun sukun ( نَْ )
1.
Ghunnah ( غُنَّةُ
) adalah apabila adaMim tasydid dan Nun yang bertasydid maka di baca dengan
mendengung
Contohnya: النَّاسُ . الجَنَّةُ . إِنَّ . أَمَّا
.
BAB VI
HAL LAAM TA’AIEF
( ال )
laam Ta’ari adalah alif dan laam (
ال ) yang
disambungkan dengan perkataan-perkataan ( nama benda ) dalam bahasa arab. Laam
Ta’arif di bagi beberapa macam:
1.
Idh-qomariah ( إِظْهَارُ
قَمَرِيَةِ ) adalah apabila alif dfasn laam ( ال
) bertemu di sambungkan dengan 14 huruf berikut: ب ء
ه م ى
ق ع ف
ح و ك
ج ح ع
yang dikumpulkan dalam kalimat satu kalimat ( أَبْغِ حَجَّكَ
وَخَف عَقَيْمَةُ )
cara membacanya harus terang
contoh : الأَنْعَامُ
. البِرُّ . الغَمَامُ . الحَمِيْمُ . الجَنَّةُ
KETERANGAN :
Qomar artinya :
bulan
Qomariah artinya :
sebangsa bulan
2.
Id-Gham Syamsyah ( إِدْغَامُ شَمْشِيَّةِ ) adalah apabila alif
dan laam ( ال ) bertemu dengan
salah satu huruf yang 14 yakni selain huruf qomariah yaitu: ت . ث . د . ذ . ر .
س. ش. ص . ض . ط . ظ . ل . ن
Cara membacanya : harus dimasukkan kedalam salah satu huruf yang 14
tersebut.
Contohnya: السَّلاَمُ . التَّوْبَةُ . الرَّحِيْمُ
. الشَّمْسُ . بِالصَّبْرِ
Keterangan :
Syam artinya: Matahari
Syamsyah artinya: sebangsa matahari
BAB V
HAL LAAM TEBAL DAN TIPIS
1.
Laam Tebal ( مُفَخَّمَة )
adalah apabila Laam ( ل )
dalam perkataan Allah ( الله
) di dahului oleh fathah atau dhommah maka haruslah dibaca tebal
Umpanya : شَهَدَ اللهُ . رَسُوْلُ اللهِ . اللَّهُمَّ
2.
Laam Tipis ( مُرَقَّقَة ) apabila laam dalam perkataan Allah ( الله ) didahului oleh
kasroh dan semua laam yang tidak di
dalam perkataan Allah, maka harus dibaca tipis.
Umpamanya: بِسْمِ اللهِ . بِاللهِ . وَلَهُ
الحَمْدُ . الذِّى . وَعَلَّمَ
BAB VI
ID-GHAM MUTAMATSILAIN
Id-gham Mutamatsilain ( إِدْغَامُ مُتَمَاثِلَيْن
) adalah apabila ada dua huruf yang sama
( بَ
dan بْ ) sedang yang pertama sukun ( mati ) dan
harakat yang kedua berharakat.
Cara membacanya : harus di masukkan ( ditasydidkan ) kepada huruf yang
kedua.
Contohnya: اِضْرِبْ بِعَصَاكَ الحَجَر . اِذْ
ذَهَبَ . فَمَا رَبِّحَتْ تِجَارَة
:
اِضْرِبْ بِّعَصَاكَ الحَجَرَ . اِذْذَّهَبَ . فَمَا رَبِّحَتْ
تَّجَارَةٍ
Pengecualian: apabila ada dua huruf yang sama
bertemu dari huruf wau sukun ( وْ ) bertemu dengan
huruf wau berharokat (وِ ) dan huruf ya sukun
( ىْ ) bertemu dengan wau berharokat ( ىِ ) maka tidak di id-ghamkan / dimasukkan ( ادغام
) ke dalam huruf yang kedua, tetapi harus dibaca dengan
panjang sebagaimana mestinya.
Umpamanya : اِصْبِرُوا وَصَابِرُوا . آمِنُوا وَعَمِلوُا
. فيِ يَوْمِ كَانَ
BAB VII
ID-GHAM MUTAQORIBAIN
( ادْغَاُم مُتَقَارِبَيْن )
Id-Gham mutaqoribaini (ادْغَاُم مُتَقَارِبَيْنِ ) apabila ada huruf :
Tsaa ‘ sukun ( ثْ ) bertemu dengan
huruf Dzal ( ذ )
Baa’ sukun ( بْ ) bertemu dengan huruf Mim ( م
)
Qaaf sukun ( قْ ) bertemu dengan huruf
kaaf ( ك )
Cara membacanya : harus dimasukkan /di idghamkan kedalam huruf yang kedua
itu
Umpamanya:
يَلْهَثْ
ذَلِك dibaca يَلْهَذَّلِكَ
اِرْكَبْ مَعَنَا dibaca اِرْكَمَّعَنَا
أَلَمْ نَخْلُقْكُمْ dibaca أَلمَ ْنَخْلُكُّمْ
Keterangan :
Mutaqoribain artinya: dua berdekatan
BAB VIII
ID-GHAM MUTAJANISAIN
( اِدْغَامُ مُتَجَاِنثَيْنِ
)
Id-gham mutajanisain ( اِدْغَامُ مُتَجَاِنثَيْن
) adalah apabila ada huruf :
Taa’ sukun ( تْ ) bertemu dengan
huruf thaa’ ( ط )
Taa’ sukun ( تْ ) bertemu dengan
huruf dal ( د )
Thaa’ sukun ( طْ ) bermemu dengan
huruf taa’( ت )
Dal sukun ( د )
bertemu dengan huruf taa’ ( ت )
Laam sukun ( لْ ) bertemu dengan
huruf raa’ (ر )
Dzal sukun ( ذْ ) bertemu dengan huruf
Dzoo’ ( ظ )
Cara membacanya:
Dimasukkan ( di idghamkan atau di tasydidkan ) ke dalam huruf yang ke dua
Umpamanya:
اَمَنَتْ طَاِئفَةٌ dibaca أَمَنَطَّائِفَة
لَقَدْ تَابَ dibaca لَقَتَّابَ
بَسَطْتَ dibaca بَسَتّ
قُلْ رَبَّ dibaca قُرَّبِّ
إِذْ ظَلَمُوْا dibaca إِظْلَمُوْا
BAB IX
HAL BACAAN PANJANG ATAU MAD
( مَدُّ
)
1.
Mad thabi’e ( مَدُّ طَبِيْعِي ) adalah apabila ada:
Alif ( ا ) sesudah fathah ( َ )
atau yaa’ sukun ( ىْ ) sesudah kasroh ( ِ ) atau wau sukun ( وْ
) sesudah dhommah ( ُ )
Cara membacanya : harus panjang sepanjang dua harokat ( dua gerakan huruf
) atau disebut satu alif
Umpamanya: قُوْلُوْا . فِيْهِ . مَالَ .
نُوْحِيْهَا .
Keterangan :
Mad artinya : panjang
Thabi’i artinya : biasa
2.
Mad Wajib Muttashil ( مَدُّ وَاجِبْ مُتَّصِلُ )
adalah apabila ada mad thabi’I bertemu dengan hamzah ( ء ) di dalam satu kata ( kalimat) cara membacanya : wajib panjang
5 harakat atau dua setengah kalimat mad thabi’I atau dua setengah alif
Umpamanya : سَوآءٌ . جِئَ . سُوْءَ . جَاءَ . سَاءَ . وَرَاءَ
Keterangan:
Muttashill
artinya: bersambung
3.
Mad Jaiz munfashil ( مَدُّ جَائِزُ مُنْفَصِلُ )
adalah apabila ada mad thabi’i bertemu dengan hamzah ( ء ) tetapi hamzah itu di
lain kalimat
Cara membacanya: boleh dipanjangkan seperti mad thabi’i akan tetapi
seperti mad wajib muttashil lebih baik
Umpamanya: وَلاَ أَنْتُمْ . ِبَمَا أُنْزِلَ .
قُوْلًوا أَنْفُسَكُمْ . فِي أَنْفُسِكُم
Keterangan:
Jaiz artinya: boleh ( dibolehkan )
Munfashil artinya : Terpisah
4.
Mad Lazim Mutsaqqal kilmi ( مَدُّ لاَزِم مُثَقَّلْ كِلْمىِ )
atau mad lazim muthawwal (مَدُّ لاَزِم مُطَوَّلُ )
adalah apabila ada mad thobi’I bertemu dengan tasydid ( --ّ-- ) di dalam satu perkataan kalimat.
Cara membacanya: harus panjang selama 3 mad thabi’I atau 6 harakat
Umpamanya: وَلاَ الضَّالِّيْنَ . الطَّامَّة .
الصَّاخَةُ
Keterangan:
Lazim artinya: pasti dan wajib
Mustaqqol artinya: diberatkan
Kilmi artinya: sebangsa
Muthawwal artinya:di panjangkan
5.
Mad Lazim Mutsaqqal kilmi (مَدُّ لاَزِم مُخَفَّفْ كِلْمىِ )
adalah apabila ada mad thabi’i bertemu dengan huruf mati /sukun ( --ْ--- ) cara membacanya: seperti mad lazim
muthawwal ( sepanjang 6 harakat )
Umpamanya: الآن hanya ada satu
perkataan dalam surat yunus ( يونس
)
6.
Mad layin ( مَدُّلَيِّنِ )
adalah apabila ada wau sukun ( وْ
) atau ya’ sukun ( ىْ ) sedang huruf yang sebelumnya itu berharakat fathah ( --َ-- ) cara
membacanya sekedar lunak atau lemas
Umpamanya: ريْبٌ . خَوْفٌ .
بَيْتٌ
Keterangan:
Layin artinya: lunak
7.
Mad ‘Aridh Lissukun ( مَدُّ عَارَض لِلسُّكُوْن )
adalah apabila ada waqaf ( وَقْفٌ ) atau tempat
pemberhentian membaca, sedang waqaf itu ada mad thabi’i atau mad layin
Cara membacanya ada 3 macam:
a.
Yang lebih utama supaya dibaca panjang ( 6 harakat
)
b.
Yang pertengahan dibaca 4 harakat
c.
Yang pendek yakni boleh dibaca
seperti mad thabi’i yaitu dua harakat
Umpamanya: خَالِدُوْنَ . سَمِيْعٌ َبصِيْرٌ .
المُحْسِنُوْنَ
Keterangan:
‘aridh artinya : yang bertemu atau yang bertentangan
li artinya : karena
sukun artinya: mati atau berhenti
8.
Mad Shilah Qashiroh ( مَدُّ صِلِةُ قَصِيْرَةُ )
adalah apabila ada haa’dhamir ( ه ) sedang sebelumnya
ada huruf hidup yang berharakat (-َ--ِ--ُ-
)
Cara membacanya: harus panjang seperti mad thabi’i ( dua harakat )
Shilah artinya: hubungan
Qashirah artinya: pendek
9.
Mad Shilah Thawilah (مَدُّ صِلِةُ طَوِيْلَة )
adalah apabila ada mad shilah qashirah ( مَدُّ صِلِةُ
قَصِيْرَةُ ) bertemu dengan hamzah
( ء )
Cara membacanya : seperti mad jaiz munfashil
Umpamanya: مَا لَهُ أَخْلَدَهُ . عِنْدَهُ إِلاَّ
بِإِذْنِهِ
10.Mad I’wadh ( مَدُّ عِوَضُ ) adalah apabila
ada fathatain ( --ً-- ) yang jatuh pada
waqaf ( pemberhentian ) pada akhir
kalimat
Cara membacanya: di panjangkan seperti mad thabi’i dan tidak dibaca
seperti tanwin
Umpamanya:عَلِيْمًا حَكِيْمًا . سَمِيْعًا
بَصِيْرًا . فَتْحًا مُبِيْنًا
Keterangan: Iwadh artinya: ganti
11. Mad Badal ( مَدُّبَدَل ) adalah apabila
ada hamzah ( ء ) bertemu dengan mad
( panjang )
Cara membacanya tetap seperti mad thabi’i
Umpamanya : آخَذَهُ . إْيمَانٌ . آدَمَ
Keterangan :
Badal artinya: ganti, dinamakan mad badal karena asli hurufnya dalah
hamzah sukun ( ءْ) di ganti dengan wau
sukun ( وْ )
dasn yaa’ sukun ( ىْ )
آدَمَ aslinya أَأْدَمُ
إْيمَانٌ asalnya إإْمَانُ
آخَذَهُ asalnya
أَأْخَذَهُ
12. Mad lazim
Harfi Musyabba’ ( مَدُّ لاَزِم حَرْفِ مُشَبَّع )adalah apabila pada permulaan surat Al-qur’an terdapat
salah satu atau lebih dari huruf yang delapan yakni: nun ( ن ) qaff ( ق) shad ( ص ) ain ( ع
) sien ( س ) laam ( ل
) kaaf ( ك ) dan mim ( م
) yang di kumpulkan di dalam kalimat yaitu : (نقص
عسلكم )
Cara membacanya : harus dibaca panjang sepanjang 6 harakat
Umpamanya : ن
والقلم . آلم . يس
Keterangan :
Musyabba’ artinya : dikenyangkan
13. Mad lazim
Harfi Mukhffaf (مَدُّ لاَزِم حَرْفىِ مُخَفَّفْ
) adalah apabila pada permulaan surat dari Al-qur’an ada huruf yang lima yaitu:
haa’ ( ه ) thaa’ ( ط
) haa ( ح ) raa’ ( ر ) yang dikumpulkan dalam satu kalimat ( حَىٌّ طَهُوْرُ )
Cara membacanya: ditempatkan dengan tasydid dan mad thabi’i nya
Umpamanya : حم . آلم . يس
Mad Tamkien ( مَدُّ تَمْكِيْنُ ) adalah apabila ada yaa’ sukun ( ىْ ) yang di dahului dengan yaa’ yang bertasydid
dan yang harakatnya kasroh ( --ِ-- )
14.Mad Farq ( مَدُّفَرْقِ)
adalah adalah mad yang membedakan antara pertanyaan dan yang bukan, yang di
dalam Al-qur’an terdapat di empat tempat
Cara membacanya:
Harus dipanjangkan untuk membedakan antara pertanyaan atau bukan
Umpamanya: آالذَّكَرَيْنِ حَرَّمَ أَمْ
الأُنْثَيَيْن
قُلْ آللهُ أَذِنَ لَكُمْ
آللهُ
خَيْرٌ اَمْ مَا يُشْرِكُوْنَ
Keterangan : farq artinya : membedakan atau pembedaan
BAB X
HAL MEMBACA RA’
( ر )
Cara membaca raa’ ada itu tiga macam :
1.
yang di tebalkan ( مُفَخَّمَة ) yaitu :
a.
raa’ Fathah ( رَ ) contoh : رَبَّنَا
b.
raa’ dhammah ( رُ ) contoh : حَرَّمَ
c.
raa’ sukun ( رْ ) sedang huruf sebelumnya berbaris fathah ( --َ-- ) atau dhommah (--ُ-- ) contoh : مَرْضِيَّةُ
d.
raa’ sukun ( رْ ) sebelum kasroh ( --ِ--)
tetapi kasroh itu bukan asli dari asal perkataan contoh : اِرْجِعُوْا . اِرْحَمُ
e.
raa’ sukun ( رْ ) huruf sebelumnya juga kasroh yang asli ( -ِ- ) tetapi sesudah raa’ itu ada salah satu dari huruf isti’laa’
( اِسْتِعْلاَء ) yang tujuh yaitu :
kha’ ( خ ) shod ( ص
) ghoin ( غ ) dhod ( ض
) tha’ ( ط )
dan dzo’ ( ظ ) yang tidak
berharakah huruf isti’laa; dalam satu kalimat bunyinya ( خُصَّ ضَغْطٍ قِظ )
contohnya: قِرْطَاسٌ . مِرْ صَادٌ . فِرْقَةٌ
2.
yang tipis ( مُرَقَّثَة ) yaitu:
a.
apabila raa’ tadi berharkat kasroh ( رِ ) baik pun dalam
permulaan perkataan atau pertengahan atau penghabisan baik pada kata kerja ( فِعْلٌ ) atau kata benda ( اسْمٌ) contohnya : رِزْقٌ . أَرِنَا .
الفَجْرُ
b.
apabila sebelum raa’ ada yaa’
sukun ( ىْ ) contoh: خَيْرٌ . قَدِيْر
c.
apabila sebelum raa’ sukun ( رْ
) itu huruf yang berharakat kasroh yang asli tetapi yang sesudahnya bukan huruf
isti’laa’ ( اِسْتِعْلاَءُ )
contohnyaأَنْذِرْهُمْ . فِرْ عَوْنَ:
3.
yang boleh di baca tebal dan tipis
yaitu : raa’ sukun ( رْ ) dan huruf yang
sebelumnya berharakat kasroh ( -ِ- ) sesudahnya ada
salah satu huruf isti’laa’ yang berharakat kasroh ( -ِ-
)
contohnya: مِنْ عِرْضِهِ . بِحِرْصٍ
BAB XI
HAL QAQALAH
( قَلْقَلَةُ )
1.
Qalqalah shughra (قَلْقَلَةُ صُغَرَى ) adalah apabila ada salah satu huruf : ( ب ج د ط ق )
yang sukun ( mati ) dan matinya dari asal kata-kata dalam bahasa arab. Cara
membacanya : harus bergerak dan berbunyi seperti membalik
Contoh : يَقْطَعُوْنَ . إِبْرَاهِيْمَ . نَجْعَل
2.
Qalqalah kubra (قَلْقَلَةُ كٌبْرَى )
adalah apabila huruf qalqolah yang lima tersebut mati di sebabkan waqof
( berhenti ) atau titik koma cara membacanya: lebih jelas dan lebih
berkumandang
Contoh : مِنْ خِلاَقْ . اُولوُ الأَلْبَابْ .
سَوَاءُ الصِّراَطْ
Keterangan :
Qalqalah artinya : getaran suara
Sughra artinya : yang lebih kecil
Kubra artinya : yang lebih besar