A. PENGERTIAN SHALAT
Adapun kata shalat secara lughah (bahasa)
mengandung arti berdo’a, karena bacaannya sendiri merupakan permohonan/do’a.
Sedangkan istilah ulama fiqih berarti beberapa
ucapan dan beberapa pekerjaan tertentu yang diawali dengan takbiratul ihram dan
diakhiri dengan mengucapkan salam. Moh. Rava’i dalam fiqih sunah menambahkan, bahwa
shalat adalah menghadapkan jiwa dan raga kepada Allah Ta’ala, karena takwa
hanya kepada Tuhannya, mengangungkan kebesaran-Nya dengan khusyu dan ikhlas dalam
bentuk perkataan dan perbuatan.
Para ulama menjelaskan pengertian sholat sebagai berikut,
B. Dalil tentang perintah sholat
1) Q.S Al-Nisa ayat 103 :
Dijelaskan dalam Surat al-Anfal:38 yang berbunyi,
قُلْ لِلَّذِيْنَ كَفَرُوااِنْ يَنْتَهُوايُغْفَرْلَهُمْ مَا قَدْسَلَفَ وَاِنْ يَعُودُوافَقَدْ مَضَتْ سُنَّتٌ الأَوَلِيْنَ
"Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu "Jika mereka berhenti (dari kekafirannya),
niscaya Allah akan mengampuni mereka tentang dosa-dosa mereka yang sudah lalu; dan jika
mereka kembali lagi Sesungguhnya akan berlaku (kepada mereka) sunnah (Allah terhadap)
orang-orang dahulu. (Q.S.Al-Anfal: 38).”
Setelah memahami taklif perintah shalat, maka perlu diketahui juga syarat wajibnya. Hal yang berkaitan dengan sebab-sebab yang mewajibkan shalat ini didahulukan karena mencakup keseluruhan aktivitas shalat itu sendiri, baik sebelum, sedang shalat maupun setelahnya. Untuk itu, syarat wajib dan sah wajib difahami secara baik.
Adapun syarat-syarat wajibnya ada 6 perkara, sebagaimana dijelaskan dalam kitab oleh Prof. Mahmud Yunus,
Para ulama menjelaskan pengertian sholat sebagai berikut,
الصَّلاَةُ لُغَةً هِيَ «الدُّعَاءُ » وَاصْطِلاَحًا
« اَقْوَالٌ وَاَفْعَالٌ مَخْصُوْصَةٌ
مُفْتَتَحَةٌ بِالتَّكْبِيْرِ وَمُخْتَتَمَةٌ بِالتَّسْلِيْمِ»
“Shalat secara bahasa berarti do’a, sedangkan
menurut istilah berarti beberapa perkataan
dan perbuatan yang diawali takbiratulihram dan diakhiri dengan salam”
dan perbuatan yang diawali takbiratulihram dan diakhiri dengan salam”
B. Dalil tentang perintah sholat
1) Q.S Al-Nisa ayat 103 :
قَالَ
اللهُ تَعَالَى : اِنَّ الصَّلاَةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ كِتَابًا
مَوْقُوْتًا
“Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban atas
orang mukmin yang sudah ditentukan
waktunya.”
2)
Hadits riwayat Ibnu Majah, Al Nasai dan Al Turmidzi :
waktunya.”
Dari Buraidah, dia berkata, “Aku mendengar
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
اْلعَهْدُ الَّذِيْ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ الصَّلاَةُ فَمَنْ تَرَكَهَا
فَقَدْ كَفَرَ
“‘Perjanjian(yang
membedakan) antara kita dan mereka adalah shalat. Barangsiapa
meninggalkannya, maka ia telah kafir.”
C. Syarat Wajib Sholatmeninggalkannya, maka ia telah kafir.”
Dijelaskan dalam Surat al-Anfal:38 yang berbunyi,
قُلْ لِلَّذِيْنَ كَفَرُوااِنْ يَنْتَهُوايُغْفَرْلَهُمْ مَا قَدْسَلَفَ وَاِنْ يَعُودُوافَقَدْ مَضَتْ سُنَّتٌ الأَوَلِيْنَ
"Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu "Jika mereka berhenti (dari kekafirannya),
niscaya Allah akan mengampuni mereka tentang dosa-dosa mereka yang sudah lalu; dan jika
mereka kembali lagi Sesungguhnya akan berlaku (kepada mereka) sunnah (Allah terhadap)
orang-orang dahulu. (Q.S.Al-Anfal: 38).”
Setelah memahami taklif perintah shalat, maka perlu diketahui juga syarat wajibnya. Hal yang berkaitan dengan sebab-sebab yang mewajibkan shalat ini didahulukan karena mencakup keseluruhan aktivitas shalat itu sendiri, baik sebelum, sedang shalat maupun setelahnya. Untuk itu, syarat wajib dan sah wajib difahami secara baik.
Adapun syarat-syarat wajibnya ada 6 perkara, sebagaimana dijelaskan dalam kitab oleh Prof. Mahmud Yunus,
شُرُوْطٌ لِوُجُوْبِ
الصَّلاَةِ
الْاِسْلاَمِ وَ اْلبُلُوْغُ وَ اْلعَقْلُ
وَالْخُلُوْصُ مِنَ اْلحَيْضِ وَالنِّفَاسِ وَبُلُوْغُ دَعْوَةِ النَّبِيِّ صَلَّى
الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَوُجُوْدُ السَّمْعِ وَالْبَصَرِ
Syarat wajib shalat: Islam, baligh, berakal,
suci dari haid dan nifas, sampainya dakwah nabi SAW dan adanya pendengaran dan
penglihatan.
A.
Syarat-syarat sah shalat.
Sedangkan
syarat sahnya ada 6. Sebagaimana yang diutarakan shahibul fiqhul wadih,
شُرُوْطٌ لِصِحَّةِ الصَّلاَةِ
وَيُشْتَرَطُ لِصِحَّةِ الصَّلَاةِ سِتَّةُ اَشْيَاءَ :
طَهَارَةُ اْلاَعْضَاءِ
مِنَ الْحَدَثِ اْلاَكْبَرِ وَاْلاَصْغَرِ
طَهَارَةُ اْلبَدَنِ
وَالثَّوْبِ وَالْمَكَانِ مِنَ النَّجَاسَةِ
سَتْرُ اْلعَوْرَةِ وَهِيَ
مَا بَيْنَ السُّرَّةِ وَالرُّكْبَةِ مِنَ الرَّجُلْ وَمَا عَدَا اْلوَجْهِ
وَالْكَفَّيْنِ مِنَ الْمَرْأَةِ
دُخُوْلُ اْلوَقْتِ
يَقِيْنًا اَوْ ظَنًّا
اِسْتِقْبَالُ اْلقِبْلَةِ
مَعْرِفَةُ
كَيْفِيَّةِ الصَّلاَةِ
Syarat sah shalat
Syarat sah shalat ada 6 (enam) perkara:
1.
Suci anggota dari hadas besar dan hadas kecil.
2.
Suci badan, pakaian dan tempat dari najis.
3.
Menutup aurat. Yakni di antara pusar dan lutut
bagi laki-laki dan selain wajah dan kedua telapak tangannya bagi perempuan.
4.
Masuk waktu baik dugaan maupun yakin.
5.
Menghadap kiblat.
6.
Mengetahui tata cara shalat.
B.
Rukun shalat.
Selanjutnya
dijelaskan bahwa rukun shalat ada 13, yakni:
اَرْكَانُ الصَّلاَةِ
ثَلَاثَةَ عَشَرَ رُكْنًا
الِّنَّيةُ و تَكْبِيْرَةُ اْلاِحْرَامِ
و الْقِيَامُ مَعَ اْلقُدْرَةِ فِي صَلاَةِ اْلفَرْضِ و قِرَاءَةُ اْلفَاتِحَةِ و الرُّكُوْعَ
مَعَ الطُّمَأنِيْنَةِ فِيْهِ و اْلاِعْتِدَالُ مَعَ الطُّمَأنِيْنَةِ فِيْهِ و السُّجُوْدُ
مَرَّتَيْنِ مَعَ الطُّمَأنِيْنَةِ فِيْهِ والْجُلُوْسُ بَيْنَ السَّجْدَتَيْنِ و الْجُلُوْسُ
اْلاَخِرُ (التَّوَرُّكُ) و التَّشَهُّدُ اْلاَخِرُ و اْلصَّلاَةُ عَلَى
النَّبِيِّ صَلَّى و للهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ بَعْدَ التَّشَهُّدِ اْلاَخِرِ و اْلتَّسْلِيْمَةُ اْلاُوْلَي و اْلتَّرْتِيْبُ
Rukun shalat ada 13,
yakni:
1.
Niat.
2.
Takbiratul ihram
3.
Berdiri bagi yang mampu dalam shalat fardlu.
4.
Membaca fatihah.
5.
Ruku’ dengan tuma’ninah.
6.
I’tidal dengan tuma’ninah.
7.
Sujud 2 kali dengan tuma’ninah.
8.
Duduk di antara dua sujud.
9.
Duduk terakhir (tawaruk).
10.
Tasyahud akhir.
11.
Membaca shalawat nabi pada tasyahud akhir.
12.
Salam pertama
13.
Tartib.
C.
Yang membatalkan shalat.
مُبْطِلاَتُ الصَّلاَةِ اَحَدَ عَشَرَ شَيْئًا
اْلكَلاَمُ اْلعَمْدُ و اْلعَمَلُ اْلكَثِيْرُ الْمُتَوَاِلْي و الْحَدَثُ
اْلاَصْغَرُ وَاْلاَكْبَرُ و حُدُوْثُ النَّجَاسَةِ الَّتِيْ لاَ يُعْفَى عَنْهَا
و اِنْكِشَافُ اْلعَوْرَةِ عَمْدًا و تَغْيِيْرُ النِّيَّةِ و اِسْتِدْبَارُ
الْقِبْلَةِ و اْلاَكْلُ و الشُّرْبُ و اْلقَهْقَهَةُ (الضَّحِكُ) و الرِّدَّةُ
Yang membatalkan shalat ada 11 perkara, yakni:
1.
Sengaja berbicara.
2.
Banyak bergerak secara terus-menerus.
3.
Datangnya hadas kecil dan besar.
4.
Terkena najis yang tidak diampuni.
5.
Terbuka aurat dengan sengaja.
6.
Merubah niat.
7.
Membelakangi kiblat.
8.
Makan.
9.
Minum.
10.
Batuk (tertawa).
11.
Riddah (keluar dari ajaran islam). Kita berlindung kepadaNya.
Sampai di sini dulu pembahasan tentang tata cara
shalat. Masih ada pembahasan yang lain yang perlu difahami benar oleh setiap
mukallaf. Yang menghendaki perbaikan dalam shalatnya. Barangsiapa yang menjaga
shalatnya, ia sempurnakan ruku dan sujudnya, maka Allah Ta’ala akan menjaganya
dari perbuatan keji, mungkar dan musibah dunia dan akhirat, rasululloh SAW
pernah bersabda,
مَنْ اَحْسَنَ الصَّلاَةَ وَاَتَمَّ رُكُوْعَهَا وَسُجُوْدَهَا
قَالَتِ الصَّلاَةُ حَفِظَ اللهُ كَمَا حَفِظْتَنِيْ
“Barangsiapa yang menjaga kualitas
shalatnya, ia sempurnakan ruku dan sujudnya, maka shalat berkata, “Semoga Allah
senantiasa menjaga kamu, sebagaimana engkau telah menjagaku.” (HR. Ahmad).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar