PENDAHULUAN
“Allah
akan meninggikan derajat orang-orang beriman di antara kamu dan berilmu
beberapa tingkatan.” [Q.S. Al-Mujadalah:
11]
Segala puji sanjung yang dahsyat adalah
milik Allah Malikurrahman semata. Allah
yang Mahakuasa dan Mahasempurna. Allah yang kita Junjung tinggi perintah-Nya,
kita jauhi larangan-Nya, yang telah menurunkan Al -Qur’anul karim untuk menata
kehidupan agar hidup nikmat selamat dunia dan akhirat. Persembahan tiada henti salam dan shalawat kepada Rasulullah Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam, para sahabat dan para pengikutnya.
Sekira pohon-pohon menjadi
pena dan lautan menjadi
tintanya, lalu ditulislah ilmu Allah
niscaya tidak akan pernah cukup. Meskipun didatangkan lagi tujuh kali lipat setelah itu. Begitulah Islam melukiskan betapa luasnya ilmu Allah.
Segala yang manusia perlukan
tinggal mencarinya. Kemuliaan ilmu
bukan terletak pada
seberapa banyak ilmu
yang diperolehnya, tapi seberapa
jauh keistiqamahan dan
usahanya baik dalam mencarinya maupun dalam
mengamalkannya.
Dengan inayah dan kuasaNya,
akhirnya penyusun menyelesaikan buku kecil ini. Meskipun jauh dari sempurna semoga buku
kecil ini bisa
bermanfaat.
Penyusun sampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah berjasa dalam penyusunan buku panduan ini. Semoga Allah membalas dengan balasan yang lebih baik.
Penyusun sampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah berjasa dalam penyusunan buku panduan ini. Semoga Allah membalas dengan balasan yang lebih baik.
Akhir hanya kepada Allah, penyusun memohon pertolongan dan hanya
kepadaNya pula menyampaikan ucapan syukur tertinggi.
Sukabumi, 1 November 2013.
Penulis.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .............................................................................................. .. i
Daftar Isi ........................................................................................................... ii
Bab I Pentingnya Sholat
............................................................................... .. 3
A. Sholat
Fardhu Awal Waktu ............................................................... 3
B. Dzikir
Ba'da Sholat Lima Waktu..................................................... .. 5
C. Do’a
Selesai Shalat Lima Waktu ....................................................... 10
Bab
II Meraih Prestasi Hidup (Sholat Tahajud) ........................................... 15
A. Fadhilah
dan Kemuliaan Shalat Tahajud ........................................ .. 15
B. Keutamaan
Shalat Tahajud ................................................................ 16
C. Berusaha
dan Berdo’a supaya Bisa Tahajud ..................................... 17
D. Dzikir
dan Do'a setelah Shalat Tahajud .......................................... .. 18
Bab
III Menjemput Rizki (Shalat Dhuha) ..................................................... 21
A. Fadhilah
dan Kemuliaan Shalat Dhuha .......................................... .. 21
B. Dzikir
dan Do'a Shalat Dhuha ........................................................ .. 22
Bab
IV Hidup Mulia Bersama Al Qur'an.................................................... 23
A. Kemuliaan
untuk Para Pembaca dan penghafal Al Qur'an ............. .. 23
B. Kiat-kiat
menghafalkan Al Qur'an .................................................. .. 24
C. Dzikir
dan Do'a-do'a Pilihan ........................................................... .. 26
Bab
V Keutamaan sedekah ............................................................................. 27
Bab
VI Puasa Sunah ....................................................................................... 31
A. Tentang
Puasa .................................................................................... 35
B. Manfaat
Puasa ................................................................................... 35
C. Puasa-puasa
Sunah ............................................................................ 38
Bab I
Pentingnya Sholat
A.
Sholat Fardhu Awal Waktu
1.
Shalat di awal waktu adalah amal
yang paling utama
عَنْ ابْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
" أَفْضَلُ الْأَعْمَالِ الصَّلَاةُ فِي أَوَّلِ وَقْتِهَا"
(رَوَاهُ التِّرْمِذِيُّ وَالْحَاكِمُ)
Dari Ibnu Mas’ud rodhiiyallahu
‘anhu, beliau berkata, Rasulullah bersabda,
“Sebaik-baik amal adalah shalat di
awal waktu.”
(HR. Tirmidzi dan Hakim)
2.
Shalat tepat waktu adalah amal yang
paling dicintai Allah dalam Islam
عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : جَاءَ رَجُلٌ فَقَالَ
:" يَا رَسُولَ اللهِ
أَيُّ شَيْءٍ أَحَبُّ عِنْدَ اللهِ فِي الْإِسْلاَمِ." قَالَ :
"اَلصَّلاَةُ لِوَقْتِهَا وَ مَنْ تَرَكَ الصَّلاَةَ فَلاَ
دِيْنَ لَهُ وَ الصَّلاَةُ عِمَادُ الدِّيْنِ. " (رواه البيهقى)
Dari Umar rodhiyallahu ‘anhu,
beliau berkata: Ada seorang bertanya kepada Rasulullah :
“ Ya Rasulallah , amal apa yang paling dicintai
Allah dalam ajaran Islam?” Beliau bersabda: “Shalat pada awal waktunya,
barangsiapa meninggalkan shalat maka dia dianggap tهdak lagi beragama, karena shalat
adalah tiang agama.”
(HR.
Bayhaqi)
3.
Menggugurkan dosa-dosa bagaikan
gugurnya dedaunan dari ranting pohon
عَنْ أَبِي ذَرٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ خَرَجَ فيِ الشِّتَاءِ وَالْوَرَقِ يَتَهَاتَفُ
فَأَخَذَ بِغُصْنٍ مِنْ شَجَرَةٍ قَالَ: فَجَعَلَ ذَلِكَ الْوَرَقُ
[يَتَهَافَتُ] فَقَالَ: "يَا أَبَا ذَرًّ" قُلْتُ : لَبَّيْكَ يَا
رَسُوْلُ اللهِ, قَالَ:
"إِنَّ
الْعَبْدَ الْمُسْلِمَ لَيُصَلِّي الصَّلاَةَ يُرِيْدُ بِهَا وَجْهَ اللهِ
فَتَهَافَتْ عَنْهُ ذُنُوْبُهُ كَمَا تَهَافَتْ هَذَا الْوَرَقُ عَنْ هَذَا الشجرة".(رواه
أحمد)
Abu Dzar rodhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa
Rasulullah keluar dari rumahnya ketika musim dingin,
waktu itu daun-daun berguguran. Rasulullah mengambil ranting
dari sebatang pohon, sehingga daun-daun di ranting itupun banyak berguguran.
Kemudian Rasulullah bersabda, “Wahai
Abu Dzar!” Saya menyahut : “Labbaik ya Rasulullah”.
Lalu beliau bersabda, “ Sesungguhnya seorang hamba
yang muslim, jika menunaikan shalat dengan ikhlas karena Allah, maka
dosa-dosanya akan berguruan seperti gugurnya daun-daun ini dari pohonnya.”
(HR. Ahmad)
4.
Menghapus kesalahan bagaikan menjaga kebersihan badan
sehari semalam sehingga badan akan terhindar dari kotoran
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ
اللَّهِ يَقُولُ :
"أَرَأَيْتُمْ لَوْ أَنَّ نَهَرًا بِبَابِ
أَحَدِكُمْ ، يَغْتَسِلُ فِيهِ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسًا ، مَا تَقُولُ ذَلِكَ يُبْقِى
مِنْ دَرَنِهِ" قَالُوا: "لاَ يُبْقِى مِنْ دَرَنِهِ شَيْئًا" .
قَالَ: "فَذَلِكَ مِثْلُ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ ، يَمْحُو اللَّهُ بِهَا
الْخَطَايَا"
(رواه البخاري ومسلم)
Abu Hurairah rodhiyallahu ‘anhu meriwayatkan,
beliau mendengar Rasulullah bersabda, “Bagaimana
pendapat kalian jika di depan rumah salah seorang dari kalian terdapat sebuah
sungai yang mengalir dan dia mandi di dalamnya lima kali sehari, apakah akan
tersisa kotoran dari tubuhnya?" Mereka
menjawab, "Tidak akan tersisa, kotoran di
tubuhnya sedikitpun."
Rasulullah bersabda, "Begitulah perumpamaan shalat lima waktu. Dengannya Allah
akan mengampuni dosa-dosa." (HR. Bukhari)
B.
Dzikir Ba'da Sholat Lima Waktu
أَسْتَغْفِرُ الله َ الْعَظِيمَ
الَّذِى لآ إلَهَ إلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ (٣x)
"Saya memohon
ampun kepada Allah Yang Maha Agung, tiada Tuhan selain Dia Yang Maha Hidup lagi
Maha Mengatur dan saya kembali kepada-Nya".
لآ إلَهَ إلاَّ الله ُوَحْدَهُ
ﻻَشَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ
قَدِيرٌ (١٠x)
“Tiada tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tiada
sekutu bagi-Nya, milik-Nya-lah seluruh kerajaan, bagi-Nya semua pujian, dan Dia
Maha Kuasa atas segala sesuatu”.
اَللّهُمَّ أجِرْنــِى (نــَا) مِنَ
النَّارِ (۷x)
“Ya Allah, lindungilah diriku dari api neraka".
اَللَّهُمَّ أَنــْتَ السَّلاَمُ
وَمِنْكَ السَّلاَمُ وَإِلَيْكَ يَعُودُ السَّلاَمُ فَحَيِّنَا رَبَّنَا
بِالسَّلاَمِ وَأَدْخِلْنَا الْجَنَّةَ دَارَ السَّلاَمِ تَبَارَكْتَ رَبَّناَ
وَتَعَالَيْتَ ياَذاَ الْجَلالِ وَالإكْراَمِ.
“Ya Allah, Engkaulah Yang Maha
Menyelamatkan, dari Engkaulah keselamatan, kepada Engkaulah kembali
keselamatan. Ya Tuhan kami… hidupkanlah kami dengan penuh keselamatan,
masukkanlah kami ke dalam surga tempat keselamatan. Ya Tuhan kami… Maha Mulia
Engkau lagi Maha Tinggi wahai Yang memiliki kebesaran dan kemuliaan”.
اَللّهُمَّ لاَمَانِعَ لِماَ أعْطَيْتَ
وَلامُعْطِيَ لِماَ مَنَعْتَ وَلاَ يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ.
“Ya Allah tiada yang dapat mencegah jika Engkau
berkehendak memberikan, tiada yang dapat memberikan jika Engkau berkehendak
mencegahnya, dan tiada berguna kesungguhan seseorang tanpa pertolongan dari
Engkau”.
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم. بِسْمِ
اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ ﴿1﴾ اَلــْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ ﴿2﴾
الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ ﴿3﴾ مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ ﴿4﴾ إِيَّاكَ نَعْبُدُ
وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ ﴿5﴾ اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ ﴿6﴾ صِرَاطَ
الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ
وَلاَالضَّآلِّينَ ﴿7﴾
“Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang
terkutuk. Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Yang menguasai di hari Pembalasan. Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya
kepada Engkaulah kami meminta pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus,
(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan
(jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
بِسْمِ
اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ. قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ﴿1﴾ اَللَّهُ الصَّمَدُ
﴿2﴾ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ ﴿3﴾ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ ﴿4﴾ (x3)
“Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi
Maha Penyayang. Katakanlah: Dia-lah Allah yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan
yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula
diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia”.
بِسْمِ
اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ. قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ ﴿1﴾
مِن شَرِّ مَاخَلَقَ ﴿2﴾ وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ ﴿3﴾
وَمِن شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فيِ الْعُقَدِ ﴿4﴾ وَمِن شَرِّ حاَسِدٍ إِذَا حَسَدَ
﴿5﴾
“Dengan menyebut nama Allah yang Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang. Katakanlah: Aku berlindung kepada Tuhan yang
menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila
telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang
menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki".
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ.
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ ﴿1﴾
مَلِكِ النَّاسِ ﴿2﴾
إِلَهِ النَّاسِ ﴿3﴾
مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ ﴿4﴾ الَّذِي يُوَسْوِسُ فيِ صُدُورِ
النَّاسِ ﴿5﴾
مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ ﴿6﴾
“Dengan menyebut nama Allah yang Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang. Katakanlah: Aku berlidung kepada Tuhan (yang
memelihara dan menguasai) manusia, raja manusia, sembahan manusia, dari
kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan
(kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia".
بِسْــمِ
اللَّهِ الرَّحْمَـنِ الرَّحِيـمِ.
الــم ﴿1﴾ ذَلِكَ الْكِتَابُ لاَ رَيْبَ ِفيهِ
هُدَى لِلْمُتَّقِينَ ﴿2﴾
الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاَةَ وَمِمَّا
رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ ﴿3﴾ وَالَّذِينِ يُؤْمِنُونَ بِمَا
أُنزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَبِاْلآخِرَةِ هُمْ يُوِقنُونَ ﴿4﴾ أُولَـئِكَ عَلَى هُدًى مِن رَبِّهِمْ
وَأُولَـئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ ﴿5﴾
“Dengan menyebut nama Allah yang Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang. Alif lám mím. Kitab (Al Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya;
petunjuk bagi mereka yang bertaqwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang
ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami
anugerahkan kepada mereka, dan mereka yang beriman kepada kitab (Al Quran) yang
telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu,
serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat. Mereka Itulah yang tetap
mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung.
وَإِلهُكُمْ
إِلهٌ وَاحِدٌ لآ إِلهَ إِلاَّ هُوَ الرَّحَمَنُ الرَّحِيمُ. اَللهُ لآ إِلهَ
إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لاَتَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ لَهُ مَافِي
السَّموَاتِ وَمَافِي اْلأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِندَهُ إِلاَّ
بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَابَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَاخَلْفَهُمْ وَلاَ يُحِيطُونَ
بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَآءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّموَاتِ
وَاْلأَرْضَ وَلاَ يَئــُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ.
“Dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Esa;
tidak ada Tuhan melainkan Dia yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Allah,
tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia yang hidup kekal lagi
terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur.
Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. tiada yang dapat memberi syafa'at
di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka
dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah
melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. dan
Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha
Besar”.
لآ
إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ ۖ
قَد تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ ۚ فَمَن يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ
وَيُؤْمِن بِاللهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى لاَ انْفِصَامَ
لَهَا ۗ
وَاللهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ. اَللهُ وَلِيُّ الَّذِينَ ءَامَنُوا يُخْرِجُهُم مِّنَ
الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ ۖ وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَوْلِيَآؤُهُمُ
الطَّاغُوتُ يُخْرِجُونَهُم مِّنَ النُّورِ إِلَى الظُّلُمَاتِ ۗ
أُوْلَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ
هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ.
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama
(Islam), sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat.
karena itu barangsiapa yang ingkar kepada thaghut dan beriman kepada Allah,
maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang
tidak akan putus. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui. Allah
pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan
(kekafiran) kepada cahaya (iman). dan orang-orang yang kafir,
pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya
kepada kegelapan (kekafiran). mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal
di dalamnya".
للهِ مَافِي
السَّمَاوَاتِ وَمَافِي اْلأَرْضِ ۗ وَإِن تُبْدُوا مَافِي أَنفُسِكُمْ
أَوْ تُخْفُوهُ يُحَاسِبْكُم بِهِ اللهُ ۖ فَيَغْفِرُ لِمَن يَشَآءُ وَيُعَذِّبُ
مَن يَشَآءُ ۗ
وَاللهُ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ. ءَامَنَ الرَّسُولُ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيْهِ
مِن رَّبـِـّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ ۚ كُلٌّ
ءَامَنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لاَ نُفَرِّقُ بَيْنَ
أَحَدٍ مِّن رُّسُلِهِۚ
وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ
الْمَصِيرُ. لاَ يُكَلِّفُ اللهُ نَفْسًا إِلاَّ وُسْعَهَاۚ
لَهَا مَاكَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَااكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَآإِن
نَّسِينَآ أَوْ أَخْطَأْنَاۚ
رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَآإِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِن
قَبْلِنَاۚ
رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَالاَطَاقَةَ لَنَا بِهِ ۖ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا
وَارْحَمْنَآ أَنتَ مَوْلاَنَا
فَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ.
“Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di
langit dan apa yang ada di bumi. dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam
hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan
kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehandaki-Nya
dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala
sesuatu. Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari
Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. semuanya beriman kepada
Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (mereka
mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang
lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan
kami taat." (mereka berdoa): "Ampunilah kami Ya Tuhan kami dan kepada
Engkaulah tempat kembali." Allah tidak membebani seseorang melainkan
sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang
diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.
(mereka berdo’a): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami
lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami
beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami.
Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami
memikulnya. beri ma'aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah
penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir".
شَهِدَ الله ُأَنــَّهُ لآ إِلهَ
إِلاَّ هُوَ وَالْمَلاَئِكَةُ وَأُولُوا الْعِلْمِ قَائِماً بِالْقِسْطِ لاَإِلَهَ
إِلاَّ هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ. إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللهِ اْلإِِسْلامُ.
قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِى الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنْزِعُ
الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ
بِيَدِكَ الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ. تُولِجُ اللَّيْلَ فِى
النَّهَارِ وَتُولِجُ النَّهَارَ فِى اللَّيْلِ وَتُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ
الْمَيِّتِ وَتُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَتَرْزُقُ مَنْ تَشَاءُ بِغَيْرِ
حِسَابٍ.
“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada
tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang menegakkan keadilan. Para
Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak
ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana. Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam.
Katakanlah: "Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan
kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang
Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau
hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan.
Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. Engkau masukkan malam ke
dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang
hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan
Engkau beri rizki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)".
اللَّهُمَّ أَعِنِّى (نــَا) عَلَى
ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عَبَادَتِكَ، إِلَهِى يَارَبِّى
“Ya Allah tolonglah saya untuk selalu ingat
kepada Engkau dan bersyukur kepada Engkau dan memperbaiki ibadah kepada Engkau,
wahai Tuhanku dan Rabbku”.
سُبْحَانَ اللهِ (٣٣x) xوَبـِـحَمْدِهِ دَائِماً قَائِماً أَبَداً
“Maha Suci Allah, dan senantiasa semua
pujian hanya kepada-Nya”.
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ (٣٣x)
عَلَى كُلِّ حَالٍ وَنِعْمَةٍ
“Segala puji bagi Allah, atas segala
keadaan dan semua nikmat”.
اَلله ُ أَكْبَرُ (٣٣x)
“Allah Maha Besar”.
اَلله ُ أَكْبَرُ كَبِيراً وَالْحَمْدُ
لِلَّهِ كَثِيراً وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً لآ إلهَ إلاَّ الله
ُوَحْدَهُ ﻻَشَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ
شَيْءٍ قَدِيرٌ .
“Allah Mahabesar dengan kebesaran-Nya
mutlak, dan segala puji hanya bagi Allah sebanyak-banyaknya, Maha Suci Allah di
waktu pagi maupun sore hari, tiada tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tiada
sekutu bagi-Nya, Dialah pemilik semua kerajaan dan hanya kepada-Nya kembali
pujian, Dia Maha Kuasa atasa segala sesuatu".
C.
Do’a
Selesai Shalat Lima Waktu.
أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيمَ الَّذِي
لآ إِلهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ. بِسْمِ اللهِ
الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ.
اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ اْلعَالَمِينَ.
حَمْداً كَثِيراً طَيِّباً مُباَرَكاً فِيْهِ. حَمْداً يُوَافِي نِعَمَهُ
وَيُكاَفِئُ مَزِيْدَهُ. ياَرَبَّناَ لَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ كَمَا
يَنْبَغِي لِجَلاَلِ وَجْهِكَ الْكَرِيمِ وَعَظِيمِ سُلْطاَنِكَ. اَللَّهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ
أَجْمَعِينَ. اَللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْماً كَثِيراً وَلاَ
يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إلاَّ أنتَ، فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرةً مِنْ عِنْدِكَ
وَارْحَمْنِي إنَّكَ أنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ. رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ
أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ
أَعْمَلَ صَالِحاً تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيــَّـتـِي إِنِّي تُبْتُ
إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ
لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ.
“Saya memohon ampun
kepada Allah Yang Maha Agung Yang tiada tuhan selain Dia Yang Maha Hidup dan
Maha Mengurus makhluk-Nya, saya tobat kepada Allah. Dengan menyebut nama Allah
Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta
alam, pujian yang sebanyak-banyaknya, pujian yang sebaik-baiknya dan penuh
keberkahan, pujian yang akan menyempurnakan nikmat-nikmat-Nya dan melimpahkan
tambahan karunia-Nya. Ya Tuhan kami, semua pujian hanya milik Engkau, segala
ungkapan syukur hanya kepada Engkau sebagaimana layaknya keagungan Zat-Mu Yang Maha
Mulia dan kebesaran kekuasaan-Mu. Sampaikanlah shalawat dan salam sejahtera
kepada penghulu kami Nabi Muhammad serta kepada seluruh keluarganya dan para
sahabatnya. Ya Allah, sesungguhnya saya telah banyak menganiaya diri saya
sendiri, tidak ada yang mengampuni dosa selain Engkau, maka limpahkanlah kepada
saya ampunan dari sisi-Mu dan berikanlah kasih-sayang-Mu kepada saya
sesungguhnya Engkau adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Ya Tuhanku,
tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan
kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh
yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada
anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku
termasuk orang-orang yang berserah diri. Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya
diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat
kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi".
رَبِّ
اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلاةِ وَمِنْ ذُرِّيــَّـتـِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ
دُعَاءِ رَبَّنَا اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ
الْحِسَابُ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيـَّاتِنَا قُرَّةَ
أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَاماً. رَبـَّـنَا لاَتــُزِغْ
قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتـَنَا وَهَبْ لَنـَا مِنْ لَدُنــْكَ رَحْمَةً ج
إِنــَّكَ أَنــْتَ الْوَهَّابُ.
اللَّهُمَّ
إِنِّي أعُوذُ بِكَ مِنَ الهَمِّ وَالْحَزَنِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ
وَالْكَسَلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ
غَلَبَةِ الدَّيـْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الهَرَمِ وعَذَابِ
القَبْرِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتــْنَـةِ الدَّجَّالِ.
“Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku
orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.
Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang
mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat). Ya Tuhan kami, anugrahkanlah
kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati
(kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa”.
“Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau jadikan hati kami
condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan
karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya
Engkau-lah Maha pemberi (karunia). Ya Allah, saya berlindung kepada Engkau dari
kebingungan dan kesedihan, saya berlindung kepada Engkau dari kelemahan dan
kemalasan, saya berlindung kepada Engkau dari ketakutan dan kebakhilan, saya
berlindung kepada Engkau dari himpitan hutang dan tekanan manusia, saya
berlindung kepada Engkau dari penyakit tua dan siksa kubur, dan saya berlindung
kepada Engkau dari fitnah dajjal".
اللَّهُمَّ
آتِ نَفْسِي تَقْوَاهَا وَزَكِّهَا فَأَنْتَ خَيْرُ مَنْ زَكَّاهَا أَنْتَ
وَلــِيُّهَا وَمَوْلاَهَا، اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لاَ
يَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍ لاَ يَخْشَعُ وَمِنْ نَفْسٍ لاَ تَشْبَعُ وَمِنْ دَعْوَةٍ
لاَ يُسْتَجاَبُ لَهَا.
اللَّهُمَّ
أَصْلِحْ لِي دِينِي الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِي، وَأَصْلِحْ لِي دُنْياَيَ
الَّتِي فيِهَا مَعَاشِي، وَأَصْلِحْ لِي آخِرَتِيَ الَّتِي فِيهَا مَعَادِي،
اَللَّهُمَّ اجْعَلِ الْحَيَاةَ زِياَدَةً لِي فِي كُلِّ خَيْرٍ، وَاجْعَلِ
الْمَوْتَ رَاحَةً لِي مِنْ كُلِّ شَرٍّ.
“Ya Allah, berikanlah ketakwaan kepada diri
saya dan sucikanlah ia, karena Engkaulah sebaik-baik yang mensucikannya,
Engkaulah pemiliknya dan pengaturnya, ya Allah saya berlindung kepada Engkau
dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyu', dari jiwa yang
tidak pernah merasa puas, dan saya berlindung kepada Engkau dari do'a yang
tertolak”.
“Ya Allah, perbaikilah
agama saya yang menjadi pelindung semua urusan saya, perbaikilah dunia saya
yang menjadi tempat penghidupan saya, perbaikilah akhirat saya yang menjadi
tempat kembali saya, ya Allah jadikanlah kehidupan ini menjadi jalan untuk saya
menambah kebaikan, dan jadikanlah kematian saya sebagai penghentian dari setiap
keburukan".
رَبَّنَا
إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِياً يُنَادِي لِلإِيمَانِ أَنْ آمِنُوا بِرَبِّكُمْ
فَآمَنَّا رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا
وَتَوَفَّنَا مَعَ الأَبْرَارِ رَبَّنَا وَآتِنَا مَا وَعَدْتَنَا عَلَى رُسُلِكَ
وَلا تُخْزِنَا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّكَ لا تُخْلِفُ الْمِيعَادَ.
“Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar
(seruan) yang menyeru kepada iman, (yaitu): "Berimanlah kamu kepada
Tuhanmu", maka kamipun beriman. Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami
dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan
wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbakti. Ya Tuhan kami,
berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan
rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat.
Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji".
رَبَّنَا
آتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَداً رَبَّنَا
أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْراً وَتَوَفَّنَا مُسْلِمِينَ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا
إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ
التَّوَّابُ الرَّحِيمُ.
رَبَّنَا
آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ
النَّارِ. سُْحبَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلامٌ عَلَى
الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.
“Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada
kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan
kami ini. Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah
kami dalam keadaan berserah diri kepada-Mu. Ya Tuhan kami terimalah daripada
kami amalan kami, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima
taubat lagi Maha Penyayang”.
“Ya Tuhan kami, berilah
kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa
neraka. Maha Suci Tuhanmu Yang mempunyai keperkasaan dari apa yang mereka
katakan. Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul. Dan segala puji bagi
Allah Tuhan seru sekalian alam".
Bab II
Meraih Prestasi Hidup
Dengan Menghidupkan Malam
(Sholat Tahajud)
A.
Fadhilah
dan Kemuliaan Shalat Tahajud.
Tahajjud artinya melaksanakan shalat sunnat di
malam hari setelah didahului dengan tidur. Kalau dilaksanakan tanpa tidur
terlebih dahulu itu disebut qiyaamullail. Pada malam hari bisa dilaksanakan
shalat tasbih, shalat hajat, shalat istikharah, dan sebagainya yang kemudian
diakhiri dengan shalat witir kalau sebelum tidur belum dilaksanakan. Atau dapat
diisi –waktu yang sangat mulia itu seluruhnya– dengan shalat witir yang jumlah
raka'atnya maksimal 11 raka'at. Dalam melaksanakan shalat, baik shalat sunnat
maupun shalat wajib harus diutamakan kualitasnya bukan kuantitasnya. Dua
raka'at tetapi khusu' dan panjang bacaannya akan lebih baik daripada 20 raka'at
tetapi tidak khusyu' dan cepat.
Shalat
tahajjud ialah shalat sunnat yang dilakukan setelah bangun tidur di malam hari.
Tidak harus diniatkan shalat tahajjud, akan tetapi shalat sunnat apapun bisa
bernilai tahajjud, seperti shalat hajat, shalat tasbih, shalat witir, dsb.
Waktunya yang paling afdhal sekitar jam 02.00 dini hari hingga subuh.
Apabila shalat sunnatnya dilakukan tanpa didahului tidur maka disebut qiyamul
lail.
إِنَّ الْمُتـَّقـِيْنَ فِيْ جَنّـتٍ وَعُيُوْنٍ
ۚ
ءَاخِذِيْنَ مَآءَاتَىــهُمْ رَبـُّهُمْ
إِنــَّهُمْ كَانــُوْا قَبْلَ ذلِكَ مُحْسِنِيْنَ ۚ
كَانــُوْا قَلِيْلاً مِّنَ الَّيْلِ مَا يَهْجَعُوْنَ ۚ
وَبــِالأَسْحَارِ هُمْ يَسْتـَغْفِرُوْنَ.
“Sesungguhnya
orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam taman-taman (syurga) dan mata
air-mata air, sambil menerima segala pemberian Rabb mereka. Sesungguhnya mereka
sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat kebaikan. Di dunia mereka
sedikit sekali tidur di waktu malam, dan selalu memohonkan ampunan di waktu
pagi sebelum fajar. (QS. al-Dzaariyaat: 15-18)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: يَنْزِلُ
رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ
مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبُ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ
يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ. (رواه البخاري ومسلم)
“Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, bahwasanya Rasulullah
bersabda: Tuhan kami Allah Swt turun setiap malam ke langit dunia ketika
tersisa sepertiga malam dan berfirman: Siapa di antara hamba-Ku yang berdo'a
kepada-Ku Aku akan kabulkan, siapa di antara hamba-Ku yang meminta kepada-Ku
Aku akan penuhi permintaannya, siapa yang memohon ampun kepada-Ku Aku akan
ampuni dosa-dosanya. (HR. Bukhari dan Muslim).
B.
Keutamaan
Shalat Tahajud.
1. Mengubah hidup
& meninggikan derajat
وَمِنَ الَّيْلِ فَتـَهَجَّدْ
بـِهِ نـَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يـَّبـْعَثــَكَ رَبـُّكَ مَقَامًا
مَّحْمُوْدًا.
“Dan
pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah
tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.
(QS. al-Isra’: 79)
2. Solusi hidup
& hadiah besar
تَتَجَافَى
جُنُوبُهُمْ عَنِ الْمَضَاجِعِ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ خَوْفًا وَطَمَعًا وَمِمَّا
رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُونَ. فَلاَ تَعْلَمُ نَفْسٌ مَّاأُخْفِيَ لَهُم مِّن قُرَّةِ
أَعْيُنٍ جَزَآءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ.
“Lambung
mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan
penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan rizki yang kami berikan.
Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang
sebagai balasan bagi mereka atas apa yang mereka kerjakan”. (QS. as-Sajadah:
16-17)
3. Waktu mustajab
untuk berdo'a
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: يَنْزِلُ
رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ
مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبُ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ
يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ. (رواه البخاري ومسلم)
“Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra,
bahwasanya Rasulullah bersabda: Tuhan kami Allah Swt turun setiap malam ke
langit dunia ketika tersisa sepertiga malam dan berfirman: Siapa di antara
hamba-Ku yang berdo'a kepada-Ku Aku akan kabulkan, siapa di antara hamba-Ku
yang meminta kepada-Ku Aku akan penuhi permintaannya, siapa yang memohon ampun
kepada-Ku Aku akan ampuni dosa-dosanya. (HR. Bukhari dan Muslim).
4. Cara
pendekatan diri kepada Allah (Proteksi dari dua macam penyakit: lahir dan
batin)
عَنْ
بِلاَلٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ قَالَ:
عَلَيْكُمْ بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ دَأَبُ الصَّالِحِينَ قَبْلَكُمْ وَإِنَّ قِيَامَ
اللَّيْلِ قُرْبَةٌ إِلَى اللَّهِ وَمَنْهَاةٌ عَنْ الإِثــْمِ وَتَكْفِيرٌ
لِلسَّيِّئَاتِ وَمَطْرَدَةٌ لِلدَّاءِ عَنْ الْجَسَدِ (حديث صحيح رواه الترمذي)
“Diriwayatkan
dari Bilal R.A, bahwasanya Rasulullah Saw bersabda: Hendaklah kalian bangun
(shalat) malam karena hal itu merupakan kebiasaan orang-orang saleh sebelum
kalian. Sesungguhnya bangun (shalat) malam itu cara pendekatan diri kepada
Allah, merupakan benteng dari perbuatan maksiat, penggugur dosa-dosa, dan
pencegah penyakit dari badan”. (HR. Tirmidzi)
- Berusaha dan Berdo’a supaya Bisa Tahajud
عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُ يَبْلُغُ بِهِ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مَنْ أَتَى فِرَاشَهُ وَهُوَ يَنْوِي
أَنْ يَقُومَ فَيُصَلِّيَ مِنَ اللَّيْلِ فَغَلَبَتــْهُ عَيْنُهُ حَتـَّى
يُصْبِحَ كُتِبَ لَهُ مَا نَوَى وَكَانَ نَوْمُهُ صَدَقَةً عَلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ
(رواه النسائي)
“Diriwayatkan
dari Abu Darda R.A, ia menyambungkan hadits ini kepada Nabi Saw yang bersabda:
Siapa saja yang hendak tidur kemudian niat untuk bangun dan melaksanakan shalat
malam namun tidak terjaga hingga pagi ia akan mendapat pahala yang ia niatkan,
sedangkan tidurnya menjadi sedekah dari Rabbnya”. (HR. an-Nasa’i).
D.
Dzikir
dan Do'a setelah Shalat Tahajud
اَلْحَـمْدُ ِللهِ رَبِّ
اْلعَالَمِيْنَ أَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَـمَّدٍ وَعَلَى
آلِهِ وَصَحْـبِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُـوْرُ
السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِـيْهِنَّ وَلَكَ الْحَـمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ
وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فـِيْهِنَّ وَلَكَ الْحَـمْدُ أَنْتَ مَلِكُ السَّمَوَاتِ
وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِـيْهِنَّ وَلَكَ الْحَـمْدُ أَنْتَ الْحَقُّ وَقَـوْلُكَ
الْحَقُّ وَوَعْـدُكَ الْحَقُّ وَلِقَـاؤُكَ حَـقٌّ وَالسَّاعَـةُ حَقٌّ
وَالْجَـنَّةُ حَـقٌّ وَالنَّارُ حَـقٌّ وَالنَّبِيـُّوْنَ حـَقٌّ وَمُحَمَّدٌ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَـقٌّ وَالشَّفَاعـَةُ حَـقٌّ، أَللَّهُمَّ لَكَ
أَسْلَمْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّـلْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَإِلَيْكَ أَنَـبْتُ وَبِكَ
خَاصَمْتُ وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ فَاغْفِرْلِي مَاقَدَّمْتُ وَمَا أَخَّـرْتُ وَمَا
أَسْـرَرْتُ وَمَا أَعْـلَنْتُ وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي أَنْتَ
الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّـرُ لآ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ وَلاَحَوْلَ وَلاَ
قُـوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ.
“Segala
puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Ya Allah ya Tuhanku, sampaikanlah sholawat
dan salam sejahtera kepada penghulu kami Nabi Muhammad dan kepada keluarganya
serta seluruh sahabatnya. Ya Allah ya Tuhanku, hanya untuk Engkau segala
pujian, Engkaulah cahaya langit dan bumi serta segala makhluk yang ada di
dalamnya. Hanya untuk Engkau segala pujian, Engkaulah penegak
langit dan bumi dan semua yang berada
padanya. Hanya untuk Engkau segala pujian, Engkaulah yang merajai langit dan
bumi serta semua yang ada padanya. Hanya untuk Engkau segala pujian, Engkaulah
kebenaran, ucapan-Mu adalah benar, janji-Mu adalah benar, berjumpa dengan
Engkau adalah benar, hari kiamat adalah benar, sorga adalah benar, neraka
adalah benar, semua nabi adalah benar, Muhammad saw adalah benar, dan syafa’at
adalah benar. Ya Allah ya Tuhanku, hanya kepada Engkau
saya berserah diri, kepada Engkau saya
bertawakal, kepada Engkau saya beriman, kapada Engkau saya kembali, dan kepada
Engkau saya mencari keputusan dan hanya kepada Engkau saya mencari keadilan.
Maka ampunilah apa-apa yang telah saya lakukan dan apa-apa yang belum saya
lakukan, apa-apa yang saya rahasiakan, apa-apa yang saya tampakkan, dan apa-apa
yang Engkau lebih mengetahuinya daripada saya sendiri Engkau-lah yang terdahulu
dan Engkaulah yang terakhir. Tidak ada tuhan selain Engkau. Tiada daya dan
upaya selain dengan pertolongan Allah”.
Bab III
Menjemput Rizki (Shalat
Dhuha)
A.
Fadhilah dan
Kemuliaan Shalat Dhuha.
Shalat dhuha ialah shalat sunnat yang
dilakukan pada waktu setelah terbit matahari dan naik setinggi galah hingga
menjelang tergelincir matahari. Jumlah shalat Dhuha paling sedikit dua rakaat
dan paling banyak dua belas rakaat.
عَنْ أَبِي ذَرٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْ
رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
عَنْ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ أَنَّهُ قَالَ: ابْنَ آدَمَ ارْكَعْ لِي مِنْ
أَوَّلِ النَّهَارِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ أَكْفِكَ آخِرَه . (رواه الترمذي)
“Diriwayatkan dari
Abu Dzarr R.A, dari Rasulullah Saw dari Allah 'Azza Wajalla bahwasanya Dia
berfirman: Wahai anak Adam, lakukanlah shalat di pagi hari 4 raka'at niscaya
Aku akan cukupkan kebutuhanmu hingga sore hari”. (HR. Tirmidzi)
عَنْ أَبِي بُرَيْدَةَ رَضِيَ اللهُ يَقُولُ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: فِي
الإِنــْسَانِ ثـَلاَثُ مِائَةٍ وَسِتـُّونَ مَفْصِلاً فَعَلَيْهِ أَنْ يَتَصَدَّقَ
عَنْ كُلِّ مَفْصِلٍ مِنْهُ بِصَدَقَةٍ. قَالُوْا: وَمَنْ يُطِيقُ ذَلِكَ يَا
نَبِيَّ اللَّهِ؟ قَالَ: النُّخَاعَةُ فِي الْمَسْجِدِ تَدْفِنُهَا وَالشَّيْءُ
تُنَحِّيهِ عَنْ الطَّرِيقِ فَإِنْ لَمْ تَجِدْ فَرَكْعَتَا الضُّحَى تُجْزِئُكَ.
(رواه أبو داود)
“Diriwayatkan dari
Abu Buraidah R.A, ia berkata: Saya mendengar Rasulullah Saw bersabda: Di dalam
diri manusia terdapat 360 sendi, setiap sendi itu harus dikeluarkan satu
sedekahnya. Para sahabat bertanya: Wahai Rasulullah, siapa yang dapat melakukan
yang demikian itu? Rasulullah bersabda: Ludah (kotoran) di masjid yang engkau
pendam (buang) atau sesuatu yang mengganggu orang di jalan engkau singkirkan.
Apabila tidak satupun dari yang demikian itu dapat engkau lakukan maka dua
raka'at dhuha sudah mencukupi”. (HR. Abu Daud).
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ: مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِي جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ
اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ كَانَتْ لَهُ
كَأَجْرِ حَجَّةٍ وَعُمْرَةٍ. قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّه: تَامَّةٍ تَامَّةٍ
تَامَّةٍ. (رواه الترمذي)
“Diriwayatkan
dari Anas bin Malik R.A, ia berkata: Rasulullah Saw bersabda: Barang siapa
melaksanakan shalat subuh berjama'ah kemudian ia duduk berdzikir kepada Allah
hingga terbit matahari lalu melaksanakan shalat 2 raka'at maka ia mendapat
pahala seperti pahala haji dan umrah. Anas bin Malik berkata: Rasulullah Saw
bersabda: (Pahala haji dan umrahnya) secara sempurna, secara sempurna, secara
sempurna”. (HR. Tirmidzi)
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ قَالَ: لَقِيْتُ أَباَ ذَرٍّ فَقُلْتُ: ياَ عَمِّ اِقْبِسْنِي خَيْرًا.
فَقَالَ: سَأَلْتُ رَسُولَ اللهِ كَمَا
سَأَلْتَنِي فَقَالَ: إِنْ صَلَّيْتَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ لَمْ تُكْتَبْ مِنَ
الْغَافِلِيْنَ، وَإِنْ صَلَّيْتَهَا أَرْبَعًا كُتِبْتَ مِنَ الْمُحْسِنِيْنَ،
وَإِنْ صَلَّيْتَهَا سِتًّا كُتِبْتَ مِنَ الْقَانِتِيْنَ، وَإِنْ صَلَّيْتَهَا
ثَمَانِياً كُتِبْتَ مِنَ الْفَائِزِيْنَ، وَإِنْ صَلَّيْتَهَا عَشَرًا لَمْ
يُكْتَبْ لَكَ ذَلِكَ الْيَوْمَ ذَنْبٌ، وَإِنْ صَلَّيْتَهَا ثِنْتَيْ عَشْرَةَ
رَكْعَةً بَنَى اللهُ لَكَ بَيْتاً فِي الْجَنَّةِ. (رواه البيهقي)
“Diriwayatkan
dari Abdullah bin Umar R.A, ia bekata: Saya menjumpai Abu Dzarr R.A dan saya
berkata: Wahai paman, ajarkanlah kepada saya kebaikan. Ia berkata: Saya telah
bertanya kepada Rasulullah sebagaimana pertanyaan yang engkau ajukan, beliau
bersabda: Jika engkau melaksanakan shalat dhuha 2 raka't engkau tidak termasuk
orang yang lalai, jika engkau melaksanakannya 4 raka'at engkau termasuk
orang-orang yang telah banyak berbuat kebaikan, jika engkau melaksanakannya 6
raka'at engkau dicatat sebagai orang yang taat beribadah, jika engkau
melaksanakannya 8 raka'at engkau termasuk orang-orang yang beruntung, jika
engkau melaksanakannya 10 raka'at maka pada hari itu engkau terjaga dari
perbuatan dosa, jika engkau melaksanakannya 12 raka'at niscaya Allah akan
membangunkan untukmu sebuah istana di surge”. (HR. Baihaqi)
B.
Dzikir dan Do'a
Shalat Dhuha
رَبِّ اغْفِرْلِي وَتُبْ عَلَيَّ
إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الغَفُوْرُ (١٠٠x)
“Ya
Tuhanku ampunilah dosa-dosaku dan terimalah tobatku, sesungguhnya Engkau adalah
Maha Penerima tobat lagi Maha Pengampun”.
يَااَلله يَافَتــَّاحُ يَارَزَّاقُ (١١١x)
“Wahai
Allah wahai Pemberi rizki”.
اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ
الْعَالَمِيْنَ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلىَ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلىَ
آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَللَّهُمَّ إِنَّ الضُّـحَىءَ ضُحَـاؤُكَ
وَالْجـَمَالَ جَمَالُكَ وَالْبَـهَاءَ بَـهَاؤُكَ وَالْقُـدْرَةَ قُدْرَتُكَ
وَالْقُوَّةَ قُـوَّتُكَ وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ وَالْمَغْفِـرَةَ مَغْفِـرَتُكَ
أَللَّهُمَّ إِنْ كَانَ رِزْقِي فِي السَّـمَاءِ فَأَنْـزِلْهُ وَإِنْ كَانَ فِي
اْلأَرْضِ فَأَخْـرِجْهُ وَإِنْ كَانَ فِي الْمَاءِ وَالْبَحْـرِ فَأَطْـلِعْهُ
وَإِنْ كَانَ بَعِيـْداً فَقَـرِّبْهُ وَإِنْ كَانَ آجِـلاً فَعَجِّـلْهُ وَإِنْ
كَانَ مُعَسَّـرًا فَيَسِّـرْهُ وَإِنْ كَانَ حَـرَامًا فَطَـهِّرْهُ وَإِنْ كَانَ
قَلِيْلاً فَكَـثِّرْهُ وَإِنْ كَانَ كَـثِيْرًا فَبَارِكْ لِي فِيْهِ
وَأَوْصِلْهُ إِلَيَّ حَيْثُ كُنْتُ وَلاَ تَنْـقُلْنِي إِلَيْهِ حَيْثُ كَانَ
بِحَقِّ ضُحَائِكَ وَجَمَالِكَ وَبـَهَائِكَ وَقـُدْرَتِكَ وَقُـوَّتِكَ،
أَللَّهُمَّ اجْعَلْ يَدِيَ الْعُلْيَا بِاْلإِعْطَاءِ وَلاَ تَجْعَلْهَا
السُّـفْلَى بِاْلإِسْـتِعْطَاءِ أَللـَّهُمَّ آتِنِي مَاآتَيْتَ عِبَادَكَ
الصَّالِحِيْنَ وَصَلَّى الله عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ
وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَـالَمِيْنَ.
“Ya
Allah ya Tuhanku, sesungguhnya waktu dhuha adalah milik Engkau, keindahan
adalah milik Engkau, kemegahan adalah milik Engkau, kekuasaan adalah milik
Engkau, kekuatan adalah milik Engkau, pemeliharaan adalah milik Engkau, dan
ampunan adalah milik Engkau. Ya Allah ya Tuhanku, apabila rizki saya berada di
langit maka turunkanlah ia, apabila rizki saya berada di perut bumi maka
keluarkanlah ia, apabila ia berada di dalam air atau di dalam laut maka
keluarkanlah, apabila ia berada di tempat yang jauh maka dekatkanlah ia,
apabila ia datangnya lambat maka percepatlah, apabila
sulit diperolehnya maka mudahkanlah,
apabila ia rizki yang haram maka sucikanlah, apabila ia sedikit maka
perbanyaklah, apabila ia banyak maka berkahilah untuk saya dan sampaikanlah ia
kepada saya di mana saya berada, janganlah Engkau bawa saya kepadanya di mana
ia berada dengan kecerahan-Mu, dengan keindahan-Mu, dengan kemegahan-Mu, dengan
kekuasaan-Mu, dan dengan kekuatan-Mu. Ya Allah ya Tuhanku, jadikanlah tangan
saya ini sebagai tangan yang di atas dengan memberi dan janganlah Engkau
menjadikannya sebagai tangan yang di bawah dengan meminta. Ya Allah ya Tuhanku,
berikanlah kepada saya apa-apa yang telah Engkau berikan kepada para hamba-Mu
yang saleh. Sampaikanlah shalawat dan salam sejahtera kepada penghulu kami Nabi
Muhammad dan kepada keluarganya serta para sahabatnya. Segala puji bagi Allah
Tuhan semesta alam”.
Bab IV
Hidup Mulia Bersama Al
Qur'an
A. Kemuliaan
untuk Para Pembaca dan Penghafal Al Qur'an
عَنْ اَنَسٍ قَالَ:
قالَ رَسُوْلُ اللهِ: إنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ اَهْلِيْنَ مِنَ النَّاسِ. قالَ:
قِيْلَ مَنْ هُمْ يَارَسُوْلُ اللهِ ؟ قالَ: اَهْلُ الْقُرْآنُ هُمْ اَهْلُ اللهِ
وَخَاصَّتُهُ.
“Dari Anas R.A, Ia berkata bahwa
rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah itu mempunyai keluarga yang
terdiri dari manusia". Kata Anas selanjutnya, "Lalu Rasulullah
ditanya, "Siapakah mereka itu ya Rasulullah…?" Beliau menjawab,
"Yaitu Ahlul Qur'an (orang yang membaca atau hafal Al Qur'an dan
mengamalkan isinya). Mereka itu keluarga Allah dan orang-orang istimewa bagi
Allah". (HR. Ahmad, Ibnu Majah, Hakim & An-Nasai)
“Dari Siti
Aisyah R.A, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: "Orang yang membaca Al
Qur'an dengan mahir bersama para malaikat yang mulia lagi taat, dan orang yang
membaca Al Qur'an dengan terbata-bata dan susah mendapat dua pahala". (HR.
Bukhari Muslim)
“Dari Ibnu
Umar R.A, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Tidak ada hasad
kecuali terhadap dua perkara, seseorang yang dianugrahi Allah kemampuan membaca
atau menghafal Al-Qur'an dan ia selalu membacanya siang dan malam. Dan seorang
yang dianugrahi harta, dan ia selalu mendermakan siang dan malam". (HR.
Bukhori & Muslim)
B. Kiat-kiat
Menghafalkan Al Qur'an
1.
Membangun niat yang suci, ikhlas semata-mata karena Allah
SWT. Ingat! Ketika kita mengabdikan diri untuk menjaga Al-Qur'an, maka
Al-Qur'an akan menjaga kehidupanmu.
2.
Rutin dan disiplin memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya,
karena sekali kita menggampangkan rutinitas yang sudah terbangun, maka akan selalu
ada halangan yang datang silih berganti.
3.
Gunakan mushaf standar, Cukup menggunakan satu mushaf saja
dan tidak gonta-ganti karena akan sangat berpengaruh terhadap hafalan.
4.
Perbaiki terlebih dahulu bacaanya dengan Tahsin Tilawah
(Tadribat)
Hal-hal yang harus diperhatikan oleh
mereka yang mengikuti program tahfidz:
1.
Kesadaran menghafal Al-Qur'an adalah hidayah dari Allah Swt
yang jauh lebih tinggi dari pada sekadar membacanya;
2.
Hakekat menghafal adalah upaya untuk siap membaca Al-Qur'an
sebanyak-banyaknya, ratusan bahkan ribuan kali. Untuk itu setiap kendala atau
kesulitan menghafal, sebenarnya hanyalah karena masih sangat sedikitnya kita
membaca yang sedang dihafal. Untuk itu memperbanyak muraja'ah adalah sebuah
keharusan untuk para penghafal Al Qur'an;
3.
Talaqqi
atau menyetorkan hafalan kepada mursyid atau ustadz adalah sebuah keharusan
untuk mentashih hafalan;
4.
Usahakan untuk terikat dengan lingkungan menghafal dan
sebaik-baik lingkungan tahfidz adalah halaqah atau majlis tasmi'ul Qur'an;
5.
Keberhasilan menghafal bukan ditentukan cepat atau lambatnya
perolehan hafalan, tetapi semangat dan istiqamah untuk menghafal dan memelihara
hafalan atau mempertahankan untuk selamanya.
C. Dzikir dan
Do'a-do'a Pilihan
Do’a-do’a
ringkas namun luas artinya, seperti yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW:
اَللَّهُمَّ
اِنِّى أَعُوْذُبِكَ مِنْ سُوْءِ الْقَضَاءِ وَمِنْ دَرْكِ الشَّقَاءِ وَمِنْ
شَمَاتَةِ الأَعْدَاءِ وَمِنْ جُهْدِ الْبَلاَءِ.
“Ya
Allah, sungguh aku berlindung kepada-Mu dari keburukan Qadha, hinanya
kesengsaraan, kegembiraan pada musuh, dan susahnya bala”.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْلــِى
خَطِيْئـَتِى وَجَهْلِى وَإِسْرَافِى فِي أَمْرِيْ وَمَا أَنــْتَ أَعْلَمُ بِهِ
مِنِّى، اَللَّهُمَّ اغْفِرْلــِى جدِّيْ وَهَزْلــِيْ وَخَطَئِيْ وَعَمَدِيْ
وَكُلَّ ذَلِكَ عِنْدِيْ.
“Ya
Allah, ampunilah aku atas kesalahanku, kebodohanku, sikap berlebihanku dalam
urusanku, dan segala sesuatu yang Engkau lebih mengetahuinya dari pada diriku.
Ya Allah, ampunilah aku atas keburukan-keburukanku, sendagurauku, kekeliruanku,
kesengajaanku, dan semua itu ada pada diriku”
أَللَّهُمَّ اغْفِرْلــِي
مَاقَدَّمْتُ وَمَاأَخَّرْتُ وَمَاأَسْرَرْتُ وَمَاأَعْلَنْتُ وَمَاأَنــْتَ
أَعْلَمُ بِهِ منِّي أَنــْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنــْتَ الْمُؤَخِّرُ وَأَنــْتَ
عَلىَ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
“Ya
Allah, ampunilah aku atas dosa-dosaku yang telah lalu dan yang akan datang,
yang kulakukan secara sembunyi-sembunyi atau terang-terangan, dan segala yang
Engkau lebih mengetahuinya dari diri-Ku. Engkaulah yang terdahulu dan engkau
yang terakhir, dan Engakau Maha Kuasa atas segala sesuatu”.
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لِي
دِيْنِى الَّذِى هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِيْ وَأَصْلِحْ لِي آخِرَتـِي الَّتِى فِيْهَا
مَعَادِيْ وَاجْعَلِ حَيَاتـِي زِيَادَة ً لِّي فِي كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ
الْمَوْتَ رَاحَةً لِّي مِنْ كلِّ شَرٍّ.
“Ya
Allah, perbaikilah untukku agamaku yang merupakan pelindung bagi urusanku,
Perbaikilah untukku duniaku yang merupakan tempat kehidupanku, dan perbaikilah
untukku akhiratku yang merupakan tempat kembaliku. Jadikanlah kehidupanku ini
sebagai tambahan bagiku dalam setiap kebaikan, dan jadikanlah kematian sebagai
kebebasan bagiku dari seala kejahatan”.
اَللَّهُمَّ إِنــِّيْ
أَسْأَلـُكَ الْهُدَى وَالتــُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنىَ.
“Ya
Allah, aku memohon kepada-Mu petunjuk, ketakwaan, kesucian dan kecukupan”
أَللّهُمَّ آتِ نَفْسِى تَقْوَاهَا
وَزَكّهَا أَنــْتَ خَيْرٌ مَنْ زَكَّاهَا أَنــْتَ وَلــِيُّهَا وَمَوْلاهَا.
“Ya
Allah, berikanlah jiwaku ketakwaan, dan sucikanlah dia, Engkaulah adalah
sebaik-baik yang menyucikannya, Engkau adalah Penguasa dan Pelindungan”.
أَللّهُمَّ إِنـــِّيْ أَعُوْذُبِكَ
مِنْ عِلْمٍ لاَيـَنـْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍ لاَيـَخْشَعُ وَمِنْ نَفْسٍ لاَتـَشْبَعُ
وَمِنْ دَعْوَةٍ لاَيـَسْتـَجَابُ لَهَا.
“Ya
Allah, aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang
tidak khusyu’, dari jiwa yang tidak pernah puas, dan dari do’a yang tidak
terkabulkan”.
أَللّهُمَّ إِنـِّيْ
أَعُوْذُبـِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفَجَاءَةِ
نـِقْمَتِكَ وَجَمِيْعِ سَخَطِكَ.
“Ya
Allah, aku berlindung kepada-Mu dari hilangnya nikmat-Mu, berubahnya kesehatan
dari-Mu, sergapan siksaan-Mu, dan seluruh kemurkaan-Mu”.
Bab V
Keutamaan sedekah
Diceritakan, ketika
Nabi Ayub AS sedang mandi tiba-tiba Allah SWT mendatangkan seekor belalang emas
dan hinggap di lengannya. Baginda menepis-nepis lengan bajunya agar belalang
jatuh. Lantas Allah SWT berfirman, ''Bukankah Aku lakukan begitu supaya kamu
menjadi lebih kaya?'' Nabi Ayub AS menjawab, ''Ya benar, wahai Sang
Pencipta! Demi keagungan-Mu apalah makna kekayaan tanpa keberkahan-Mu''.
Kisah di atas
menegaskan betapa pentingnya keberkahan rezeki yang dikurniakan oleh Allah SWT.
Kekayaan tidak akan membawa arti tanpa ada keberkahan. Dengan adanya
keberkahan, harta dan rezeki yang sedikit akan bisa terasakan mencukupi.
Sebaliknya, tanpa keberkahan rezeki yang meskipun banyak akan terasakan sempit
dan menyusahkan.
Agar rezeki yang Allah
SWT berikan kepada kita menjadi berkah, Rasulullah SAW menganjurkan kepada
umatnya untuk memperbanyak sedekah. Sabda Rasulullah SAW: ''Belilah semua
kesulitanmu dengan sedekah''. Dalam hadis lain, Rasulullah SAW menjelaskan,
''Setiap awal pagi, semasa terbit matahari, ada dua malaikat menyeru kepada
manusia di bumi. Yang satu menyeru, ‘Ya Tuhanku, karuniakanlah ganti kepada
orang yang membelanjakan hartanya kerena Allah’. Yang satu lagi menyeru,
'Musnahkanlah orang yang menahan hartanya'.''
Sedekah walaupun kecil
tetapi amat berharga di sisi Allah SWT. Orang yang bakhil dan kikir dengan
tidak menyedekahkan sebagian hartanya akan merugi di dunia dan akhirat karena
tidak ada keberkahan. Jadi, sejatinya orang yang bersedekah adalah untuk
kepentingan dirinya. Sebab, menginfakkan (belanjakan) harta akan memperoleh
berkah, dan sebaliknya menahannya adalah celaka.
Sedekah memiliki
beberapa keutamaan bagi orang yang mengamalkannya. Pertama, mengundang
datangnya rezeki. Allah SWT berfirman dalam salah satu ayat Al-Qur’an bahwa Dia
akan membalas setiap kebaikan hamba-hamba-Nya dengan 10 kebaikan. Bahkan, di
ayat yang lain dinyatakan 700 kebaikan. Khalifah Ali bin Abi Thalib menyatakan,
“Pancinglah rezeki dengan sedekah”.
Kedua,
sedekah dapat menolak bala. Rasulullah SAW bersabda, “Bersegeralah bersedekah,
sebab yang namanya bala tidak pernah bisa mendahului sedekah”.
Ketiga,
sedekah dapat menyembuhkan penyakit. Rasulullah SAW menganjurkan, “Obatilah
penyakitmu dengan sedekah”.
Keempat,
sedekah dapat menunda kematian dan memperpanjang umur. Kata Rasulullah SAW, “Perbanyaklah
sedekah. Sebab, sedekah bisa memanjangkan umur”.
Mengapa semua itu bisa
terjadi? Sebab, Allah SWT mencintai orang-orang yang bersedekah. Kalau Allah
SWT sudah mencintai seorang hambanya, maka tidak ada persoalan yang tidak bisa
diselesaikan, tidak ada permintaan dan do’a yang Allah tidak kabulkan, serta
tidak ada dosa yang Allah tidak ampuni, dan hamba tersebut akan meninggal dunia
dalam keadaan husnul khatimah (baik).
Kekuatan dan kekuasaan
Allah jauh lebih besar dari persoalan yang dihadapi manusia. Lalu, kalau
manfaat sedekah begitu dahsyatnya, masihkah kita belum juga tergerak untuk
mencintai sedekah?. Di bawah ini beberapa keterangan yang menegaskan tentang
keutamaan sedekah.
مَنْ
ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافًا
كَثِيرَةً وَاللهُ يَقْبِضُ وَيَبْصُطُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
“Siapakah yang mau memberi pinjaman
kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), Maka
Allah akan melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang
banyak. dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu
dikembalikan”. (QS. al-Baqarah: 245)
مَثـَلُ
الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ أَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ كَمَثـَلِ حَبَّةٍ
أَنــْبَتـَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّة ۗ وَاللهُ يُضعِفُ لِمَنْ يَّشَآءِ ۗ وَاللهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ.
“Perumpamaan
(nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan
Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada
tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang
Dia kehendaki. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha mengetahui”. (QS.
al-Baqarah: 261)
لَنْ
تَنَالُ الْبِرَّ حَتــَّى تـُنْفِقُوْا ِممَّا تُحِبُّوْنَ ۚ
وَمَا تـُنْفِقُوْا مِنْ شَيْءٍ فَإِنَّ اللهَ
بِهِ عَلِيْمٌ
“Kamu
sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu
menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai, dan apa saja yang kamu nafkahkan
maka sesungguhnya Allah mengetahuinya”. (QS. Ali Imran: 92)
مَنْ
جَآءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثــَالِهَا ۖ
“Barangsiapa
membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya”. (QS.
al-An'am: 160)
قُلْ
إِنَّ اللهَ رَبـِّى يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَآءُ مِنْ عِبَادِهِ
وَيـَقْدِرُ لَهُ ۚ وَمَآ أَنــْفَقْتــُمْ مِّنْ شَيْءٍ فَهُوَ
يُخْلِفُهُ ۖ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِيْنَ
“Katakanlah:
"Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di
antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang
dikehendaki-Nya)". Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah
akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezki yang sebaik-baiknya. (QS. Saba’:
39)
لِيُنْفِقْ
ذُوْ سَعَةٍ مِّنْ سَعَتِهِ ۖ
وَمَنْ قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ فَلْيُنْفِقْ مِمَّا ءَاتهُ اللهُ ۚ
لاَيــُكَلِـّفُ اللهُ نـَفْسًا إِلاَّ
مَآءَاتـَهَا ۚ سَيَجْعَلُ اللهُ بَعْدَ عُسْرِ يُسْرًا
“Hendaklah
orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya, dan orang yang
disempitkan rezkinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah
kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa
yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah
kesempitan”. (QS. ath-Thalaaq: 7).
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ قَالَ: مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ
فِيهِ إِلاَّ مَلَكَانِ يَنْزِلاَنِ فَيَقُولُ أَحَدُهُمَا اللَّهُمَّ أَعْطِ
مُنْفِقًا خَلَفًا وَيَقُولُ الآخَرُ اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا.
(البخاري)
“Diriwayatkan
dari Abu Hurairah R.A, bahwasanya Nabi SAW bersabda: Tidak ada suatu pagi yang
dilalui oleh manusia kecuali ada dua malaikat yang turun dan berkata salah
satunya: Ya Allah berikanlah ganti kepada orang yang hari ini bersedekah.
Malaikat yang satu lagi berkata: Ya Allah berikanlah kebinasaan kepada orang
yang pada hari ini pelit”. (HR. Bukhari dan Muslim)
عَنْ أَبـِي كَبْشَةَ
الأَنــَمَارِيُّ أَنــَّهُ سَمِعَ
رَسُولَ اللَّهِ يَقُولُ مَا نَقَصَ مَالُ
عَبْدٍ مِنْ صَدَقَةٍ. (الترمذي)
“Diriwayatkan
dari Abu Kabsyah al-Anmari bahwasanya ia mendengar Rasulullah SAW bersabda:
Tidak berkurang harta seorang hamba karena bersedekah”. (HR. Tirmidzi)
عن سَلْمَانَ بْنِ عَامِرٍ عَنِ
النَّبِيِّ قَالَ: إِنَّ الصَّدَقَةَ عَلَى
الْمِسْكِينِ صَدَقَةٌ وَعَلَى ذِي الرَّحِمِ اثــْنَتـَانِ صَدَقَةٌ وَصِلَةٌ
(النسائي)
“Diriwayatkan dari Salman bin Amir dari Nabi
SAW ia bersabda: Sesungguhnya sedekah kepada orang miskin itu pahalanya satu
macam yaitu pahala sedekah, sedangkan bersedekah kepada kaum kerabat pahalanya
dua macam yaitu pahala sedekah dan pahala shilaturrahim”. (HR. Nasai)
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ
مَسْعُودٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ:
حَصِّنُوا أَمْوَالَكُمْ بِالزَّكَاةِ، وَدَاوُوا مَرْضَاكُمْ بِالصَّدَقَةِ،
وَأَعِدُّوا لِلْبَلاءِ الدُّعَاءَ (الطبراني)
“Diriwayatkan
dari Abdullah bin Mas'ud ia berkata: Rasulullah saw bersabda: Bentengilah harta
kalian dengan zakat, obatilah sakit kalian dengan bersedekah, dan persiapkanlah
do'a untuk menghadapi musibah”. (HR. Thabrani)
عَن عَلِيٍّ كرم الله وجهه قال:
قال رَسولُ اللهِ: بَادِرُوا بِالصَّدَقَةِ فَإِنَّ الْبَلاَءَ
لاَيــَتــَخَطَّاهَا (رواه رزين)
“Diriwayatkan
dari Ali K.M, ia berkata: Rasulullah saw bersabda: Segeralah bersedekah karena
bala/musibah tidak akan mendahuluinya”. (HR. Razin)
عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ: إِنَّ لِلَّهِ
عَبَّادًا اخْتـَصَّهُمْ بِالنِّعَمِ لِمَنَافِعِ الْعِبَادِ، يُقِرُّهُمْ فِيهَا
مَا بَذَلُوهَا، فَإِذَا مَنَعُوهَا نَزَعَهَا مِنْهُمْ، فَحَوَّلَهَا إِلَى غَيْرِهِمْ
(الطبراني)
“Diriwayatkan
dari Ibnu Umar ia berkata: Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya Allah
mempunyai hamba-hamba yang diberikan oleh Allah berbagai kenikmatan untuk
dimanfaatkan/kepentingan hamba-hamba yang lain. Allah akan menetapkan mereka
dalam kenikmatan itu selama mereka memberikannya kepada orang lain. Apabila
mereka mencegahnya maka Allah akan tarik darinya dan diberikan kepada orang
lain”. (HR. Thabrani)
عَنْ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ قَال: قاَل رَسولُ اللهِ: أَلاَ أَدُلُّكُمْ
عَلَى هَدَاياَ اللهِ تعالى إِلَى خَلْقِهِ؟ قُلْناَ: بَلَى، قاَل: اَلــْفَقِيرُ
مِنْ خَلْقِهِ هُوَ هَدِيَّةُ اللهِ تَعالى قَبِلَ ذَلِكَ أَوْ تَرَكَ. (رواه ابن
النجار)
“Diriwayatkan
dari Ubay bin Ka'b ia berkata: Rasulullah saw bersabda: Maukah kamu saya
tunjukkan hadiah Allah kepada makhluk-Nya? Kami menjawab: Tentu kami mau.
Rasulullah bersabda: Orang fakir itulah hadiah Allah, diterima atau ditolak”.
(HR. Ibnu Najjar)
BAB VI
Puasa Sunah
A. Tentang Puasa
Puasa artinya
menahan diri dari makan dan minum dan dari segala perbuatan yang membatalkan
puasa, mulai terbit fajar hingga terbenam matahari. Puasa merupakan salah satu
dari lima rukun Islam yang pelaksanaannya telah ditegaskan dalam firman Allah
Swt:
يَآ
أَيــُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى
الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai
orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana yang telah
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. (Q.S.
al-Baqarah:183)
Secara
syari’at, hukum puasa ada yang wajib, sunah, dan haram. Meskipun terdapat
perbedaan macam-macam puasa apabila ditinjau dari segi hukum, namun tidak
berpengaruh terhadap tata cara pelaksanaannya.
Puasa wajib
seperti puasa pada bulan Ramadan, puasa kifarat dan puasa nazar. Puasa sunah
seperti puasa nabi Daud AS (puasa satu hari dan berbuka satu hari), puasa senin
dan kamis, puasa tengah bulan yaitu 13,14,15 pada tiap-tiap bulan qamaria
(tahun Hijriah), puasa enam hari pada bulan Syawal, puasa hari Arafah, puasa
hari Asyura (10 Muharam), puasa bulan Sya’ban. Puasa haram seperti puasa pada
hari raya pertama Idul Fitri, puasa pada hari raya pertama Idul Adha, puasa
tiga hari sesudah hari raya haji (hari tasyriq) yaitu pada 11,12, dan 13
Zulhijjah.
B. Manfaat Puasa
Berdasarkan pendapat
sejumlah ahli kesehatan, puasa dapat memberikan berbagai manfaat bagi yang
melaksanakannya, di antaranya untuk ketenangan jiwa, mengatasi stres,
meningkatkan daya tahan tubuh, serta memelihara kesehatan dan kecantikan. Puasa
selain bermanfaat untuk ketenangan jiwa agar terhindar dari stres, juga dapat
menyehatkan badan dan dapat membantu penyembuhan bermacam penyakit.
Selain itu,
puasa dapat membuat awet muda atau menunda proses ketuaan. Supaya kondisi fisik
selalu sehat dan bugar, organ-organ tubuh harus mendapatkan kesempatan untuk
istirahat. Hal tersebut dapat dilakukan dengan berpuasa.
Beberapa ahli
dari negara-negara Barat dan Timur telah meneliti dan membuktikan tentang
manfaat puasa. Tiga orang ahli dari Barat yang non-Muslim telah mengemukakan
pendapat mereka tentang faedah puasa.
Ketiga orang
ahli tersebut adalah Allan Cott M.D (seorang ahli dari Amerika), Dr.
Yuri Nikolayev (Direktur bagian diet pada Rumah Sakit Jiwa Moskow), dan
Alvenia M. Fulton (Direktur Lembaga Makanan Sehat "Fultonia" di
Amerika).
Allan Cott,
M.D., membeberkan berbagai hikmah puasa, antara lain: merasa lebih baik secara
fisik dan mental, melihat dan merasa lebih muda, membersihkan badan, menurunkan
tekanan darah dan kadar lemak, lebih mampu mengendalikan seks, membuat badan
sehat dengan sendirinya, mengendorkan ketegangan jiwa, menajamkan fungsi
indrawi, memperoleh kemampuan mengendalikan diri sendiri, dan memperlambat
proses penuaan.
Sementara itu,
Dr. Yuri Nikolayev menilai kemampuan untuk berpuasa yang mengakibatkan orang
yang bersangkutan menjadi awet muda, sebagai suatu penemuan (ilmu) terbesar
abad ini. Beliau mengatakan: “Menurut pendapat Anda, apakah penemuan terpenting
pada abad ini? Jam radioaktif? Bom exoset? Menurut pendapat saya, penemuan
terbesar dalam abad ini ialah kemampuan seseorang membuat dirinya tetap awet
muda secara fisik, mental, dan spiritual, melalui puasa yang rasional”.
Alvenia M.
Fulton, Direktur Lembaga Makanan Sehat "Fultonia" di Amerika Serikat
menyatakan bahwa puasa adalah cara terbaik untuk memperindah dan mempercantik
wanita secara alami. Puasa menghasilkan kelembutan pesona dan daya pikat. Puasa
menormalkan fungsi-fungsi kewanitaan dan membentuk kembali keindahan tubuh.
Puasa memiliki
banyak hikmah dan manfaat untuk kesehatan tubuh, ketenangan jiwa, dan
kecantikan. Saat berpuasa, organ-organ tubuh dapat beristirahat dan miliaran
sel dalam tubuh bisa menghimpun diri untuk bertahan hidup. Puasa berfungsi
sebagai detoksifikasi untuk mengeluarkan kotoran, toksin/racun dari dalam
tubuh, meremajakan sel-sel tubuh dan mengganti sel-sel tubuh yang sudah rusak
dengan yang baru serta untuk memperbaiki fungsi hormon, menjadikan kulit sehat
dan meningkatkan daya tahan tubuh karena manusia mempunyai kemampuan terapi
alamiah.
Puasa dapat
membuat kulit menjadi segar, sehat, lembut, dan berseri. Karena, setiap saat
tubuh mengalami metabolisme energi, yaitu peristiwa perubahan dari energi yang
terkandung dalam zat gizi menjadi energi potensial dalam tubuh. Sisanya akan
disimpan di dalam tubuh, sel ginjal, sel kulit, dan pelupuk mata serta dalam
bentuk lemak dan glikogen.
Manusia
mempunyai cadangan energi yang disebut glikogen. Cadangan energi tersebut dapat
bertahan selama 25 jam. Cadangan gizi inilah yang sewaktu-waktu akan dibakar
menjadi energi, jika tubuh tidak mendapat suplai pangan dari luar.
Ketika
berpuasa, cadangan energi yang tersimpan dalam organ-organ tubuh dikeluarkan
sehingga melegakan pernapasan organ-organ tubuh serta sel-sel penyimpanannya.
Peristiwa ini disebut peremajaan sel.
Dengan
meremajakan sel-sel tubuh, akan bermanfaat untuk meningkatkan kekebalan dan
kesehatan tubuh serta kulit kita. Oleh karena itu, orang yang sering berpuasa
kulitnya akan terlihat lebih segar, sehat, lembut, dan berseri karena proses
peremajaan sel dalam tubuhnya berjalan dengan baik.
Makanan dan
minuman yang kita konsumsi setiap hari, selain mengandung zat-zat gizi yang
berguna untuk tubuh kita, juga mengandung bahan toksik atau racun yang kemudian
tertimbun dalam tubuh. Bahan toksik atau racun yang ada dalam tubuh kita, jika
sudah terlalu banyak dapat menyebabkan masalah pada tubuh antara lain, tubuh
menjadi mudah lelah, daya tahan tubuh menurun, sehingga mudah sakit.
Dengan
melakukan puasa, tubuh akan menggunakan energi cadangan. Penggunaan energi
cadangan ini menyebabkan racun-racun terbuang dan sel-sel tubuh dibersihkan.
Selain itu, di bagian pencernaan terjadi juga pengeluaran racun karena
alat-alat pencernaan beristirahat sehingga dapat membersihkan diri, juga
termasuk usus besar yang merupakan pusat kotoran.
Berpuasa
selain bermanfaat untuk detoksifikasi atau proses pengeluaran racun secara
menyeluruh, juga bermanfaat untuk menambah tenaga. Hal tersebut disebabkan
racun-racun yang ada pada sel-sel dan jaringan tubuh telah dibersihkan,
sehingga organ tubuh menjadi lebih bersih dan zat gizi yang masuk lebih mudah
diserap.
Berpuasa dapat
membantu meningkatkan penyerapan gizi dari makanan yang dikonsumsi karena dalam
saluran pencernaan, sebelum makanan diserap harus mengalami proses perubahan
terlebih dahulu dari bentuk padat menjadi komponen-komponen yang sangat halus.
Pada saat berpuasa, saluran pencernaan beristirahat selama beberapa jam. Dengan
diistirahatkannya saluran pencernaan tersebut akan menjadi lebih baik dalam
memproses dan menyerap makanan yang dikonsumsi, sehingga akan lebih bertenaga,
sehat, dan kuat.
Supaya selalu
tercipta kondisi sehat, bugar dan cantik saat berpuasa, sebaiknya pada waktu
berbuka maupun sahur selalu mengonsumsi makanan sehat yang memenuhi unsur pola
makan empat sehat lima sempurna dan bergizi lengkap. Dengan cara itu, tentunya
dapat menunjang ibadah puasa yang kita dilakukan.
C. Puasa-puasa
Sunah
Puasa Sunnah
adalah puasa yang dikerjakan selain puasa Ramadhan. Sebagaimana pertanyaan
seorang laki-laki kepada Rasulullah SAW, “Ya Rasulullah, katakanlah kepadaku
puasa yang diwajibkan Allah atas diriku”. Jawab Rasulullah SAW, “Puasa Ramadhan”.
Tanya laki-laki itu pula, “Apakah ada lagi (puasa) yang wajib atasku?” Jawab
Rasulullah SAW, “Tidak, kecuali kalau anda berpuasa sunnah”.
Pada
prinsipnya semua yang menjadi aturan bagi puasa sunnah, baik cara dan larangan,
sama dengan aturan bagi puasa wajib; kecuali niatnya. Puasa wajib diharuskan
melakukan niat pada malam hari sebelum fajar yaitu berniat mengerjakan puasa
wajib sehari penuh. Sedangkan puasa sunnah boleh mengerjakan niat di tengah
hari. Misalkan dari waktu Shubuh sampai siang hari tidak makan, minum dan
berhubungan seksual; maka diperbolehkan bila kemudian diniatkan sekalian untuk
berpuasa. Di antara puasa-puasa sunnah adalah:
1.
Puasa Senin-Kamis
Rasulullah SAW
lebih sering berpuasa pada hari Senin dan Kamis, lalu seseorang bertanya kepada
beliau apa sebabnya. Maka beliau bersabda, “Sesungguhnya amalan-amalan itu
dipersembahkan pada setiap hari Senin dan Kamis, maka Allah berkenan mengampuni
setiap Muslim, kecuali dua orang yang bermusuhan. Maka firman-Nya: “Tangguhkanlah
keduanya!” (HR. Ahmad)
2.
Puasa Tiga Hari tiap Bulan
Berkata Abu
Dzar Al Ghifari: “Kami diperintah oleh Rasulullah SAW agar berpuasa sebanyak
tiga hari setiap bulan, yakni pada hari-hari cemerlang (terang bulan): tanggal
tigabelas, empatbelas dan limabelas (bulan tahun Hijriah). Sabda beliau bahwa
berpuasa pada hari-hari itu seperti berpuasa sepanjang masa (HR. Nasa'i dan
disahkan oleh Ibnu Hibban).
Mu'adzah Al
'Adawiyah RA bertanya kepada 'Aisyah RA, "Apakah Rasulullah SAW berpuasa
tiga hari tiap bulan?" Jawab 'Aisyah, "Benar". Ditanya, "Bulan
apa saja?" Jawab 'Aisyah, "Tidak peduli bulan yang mana saja"
(HR. Muslim).
3.
Puasa Daud
Puasa Daud
adalah puasa sunnah yang dikerjakan selang sehari. Misalnya hari ini puasa lalu
besok tidak, kemudian lusa puasa dan besoknya tidak, demikian seterusnya.
Puasa ini pada
asalnya adalah puasa yang dilakukan oleh Nabi Daud ‘alaihissalam, namun
kemudian ditetapkan oleh Rasulullah SAW
sebagai bentuk puasa sunnah yang paling afdhal, sebagaimana yang
disabdakan beliau kepada Abdullah bin Amru radhiallahu‘anhu tatkala ia merasa
mampu untuk melakukan sehari berpuasa dan dua hari berbuka sebagaimana yang diperintahkan
Rasulullah SAW kepadanya :
فَصُمْ يَوْمًا وَأَفْطِرْ
يَوْمًا فَذَلِكَ صِيَامُ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلاَم وَهُوَ أَفْضَلُ الصِّيَامِ
فَقُلْتُ إِنِّي أُطِيقُ أَفْضَلَ مِنْ ذَلِكَ فَقَالَ النَّبِيُّ
لاَ أَفْضَلَ مِنْ ذَلِكَ
“Maka
berpuasalah engkau sehari dan berbuka sehari, inilah (yang dinamakan) puasa
Daud ‘alaihissalam dan ini adalah puasa yang paling afdhal. Lalu aku (Abdullah
bin Amru radhialahu ‘anhu) berkata sesungguhnya aku mampu untuk puasa lebih
dari itu, maka Nabi SAW berkata: “Tidak ada puasa yang lebih afdhal dari itu.”
(HR. Bukhari)
Demikian pula
dalam hadits riwayat Tirmidzi:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ
عَمْرٍو قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ أَفْضَلُ الصَّوْمِ صَوْمُ
أَخِي دَاوُدَ كَانَ يَصُومُ يَوْمًا وَيُفْطِرُ يَوْمًا
“Dari
Abdullah bin Amru ia berkata: SAW bersabda: Puasa yang paling afdhal adalah
puasa saudaraku Daud, beliau sehari berpuasa dan sehari berbuka.” (HR.
Tirmidzi)
4.
Puasa Enam Hari Syawal
Berpuasa enam
Syawal sunnah hukumnya dan diberi pahala yang besar. Puasa syawal, Apakah boleh
didahulukan jika ada puasa qada (Mengqada Puasa Ramadan)? Syeikh Utaimin
rahimahullah berkata: “Ini adalah suatu persoalan yang perlu dijelaskan, yaitu
bahawa puasa enam (di bulan Syawal) tidak boleh didahulukan dari mengqada puasa
fardu Ramadan yang tertinggal. Jika ada yang tertinggal puasa Ramadan, kemudian
melakukan puasa enam sebagai sunnah mutlak, ia tidak memperolehi sebagaimana
yang dijelaskan oleh Nabi Saw di dalam hadisnya:
مَنْ تَطَوَّعَ وَعَلَيْهِ مِنْ
رَمَضَانَ شَيْءٌ لَمْ يَقْضِهِ فَإِنــَّهُ لاَ يُتـَقَبَّلُ مِنْهُ حَتــَّى يَصُوْمَهُ
“Barangsiapa
yang mengerjakan puasa sunnah sedangkan ia mempunyai hutang (qada’) Ramadan
yang belum ditunaikan, maka puasa sunnahnya tidak diterima sampai ia
membayarnya (mengqada’nya). (Lihat: Al-Mugni. 4/401)
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ
اتْبَعَهُ بِسِتٍّ مِنْ شَوَّالَ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ.
“Barangsiapa
berpuasa di bulan Ramadan, lalu ia mengiringinya dengan puasa enam hari di
bulan Syawal, maka seakan-akan ia telah berpuasa setahun”.
Menurut hadis ‘Aisyah
radiallahu‘anha bahawa beliau mengqada’ puasanya di bulan Syaban dan Nabi
Muhammad SAW membenarkannya:“Dahulu aku mempunyai hutang puasa Ramadhan, maka aku tidak
mampu mengqada’nya kecuali pada bulan Sya’ban”. (HR. Bukhari l950. Muslim 1146)
Keterangan di
atas mengindikasikan bahwa dibolehkannya berpuasa sunnah sebelum mengqada’
puasa wajib yang tertingggal. Kewajiban mengqada’ puasa tidak dibatasi oleh
waktu-waktu tertentu. (Lihat: Bada’ As-Sanai’ 2/104. (rujuk pendapat
al-kasani))
فَعِدَّةٌ مِنْ أيَّامٍ أُخَرُ
يُرِيْدُ اللهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلاَ يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَ
“Berpuasalah
dihari-hari yang lain, Allah menghendaki kemudahan bagi kamu dan tidak
menghendaki kesusasah bagi kamu”. (QS. al-Baqarah:185)
Menurut Imam
Qurtubi rahimahullah: “Ayat ini menunjukkan wajibnya mengqada’ puasa tanpa
ditentukan harinya, kerana lafaz ayat tersebut berlaku sepanjang masa tanpa
ditentukan pada masa-masa tertantu”.