All about Us

Rabu, 24 September 2014

Kitab Tajwid


BAB
AT-TAJWID
(التجويد)

A.    ILMU TAJWID
Ilmu tajwid adalah pengetahuan tentang kaedah serta cara-cara membaca al-quran dengan sebaik-baiknya.
Tujuan ilmu tajwid adalah memelihara bacaan al-quran dari kesalahan dan perubahan serta memelihara lisan (mulut ) dari kesalahan membaca
Hukum belajar ilmu tajwid adalah fardhu kifayah, sedang membaca al-quran dengan ilmu tajwid hukumnya fardhu ain



BAB I
HAL NUN MATI DAN TANWIN

Nun sukun( نْ ) 
Tanwin  )  _ً_ٍ_ٌ__ )
Hukum Nun sukun ada lima:
1.    Idh-har Halqi (  (  ِاظْهَارُ حَلْقِى adalah apabila nun sukun dan tanwin bertemu dengan salah satu huruf halqi yang enam yaitu : ء ه ح خ ع غ   cara membacanya harus terang dan jelas sebab bertemu dengan huruf halqi

Contoh: مَنْ آمَنَ. مِنْهُ . غَفُوْرٌ حَلِيْمٌ . سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ.
Keterangan :
Idh-har: menerangkan atau menjelaskan
Halqi artinya : kerongkongan
Dinamakan huruf halqi karena tempat keuar hurufnya di mulut dari kerongkongan
2.        Id-gham Bighunnah  (   إِدْغَامُ ِبَغُنَّة  ) adalah  apabila Nun sukun dasn tanwin bertemu dengan salah satu dari pada satu huruf   binghunnah yang empat yaitu:  ى ن م و  
Cara membacanya harus di masukkan atau di tasydidkan ke dalam salah satu haruf yang empat dengan suara mendengung kecuali dalam satu kalimat maka ini disebut  Idh-har wajib contohnya: صِنْوَانُ. دُنْيَا . بُنْيَانٌ
Contoh : . مَنْ مَنَعَ. مَنْ يَقَوْلُ مِنْ وَلِىٍّ وَلاَ نَصِيْر    مِنْ نُوْرٍ
Keterangan :
Id-gham artinya: memasukkan atau mentasydidkan
Bi-ghunnah artinya: dengan mendengung

3.    Id-gham Bila-ghunnah (  إِدْغَامُ بِلاَغُنَّةِ    ) adalah apabila nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu dari huruf (  ل  ) dan ( ر  )
Contoh:  مَنْ لَمْ    dibaca  مَلَّمْ 
                  : مِنْ َربِهِمْ    dibaca   مِنْ َرِّبهِمْ
                  :  وَلَكِنْ لاَ َيعْلَمُوْنَ  dibaca  وَلَكَنْ لاّ يَعْلَمُوْنَ
4.    Iqlab (إقْلاَبُ ) adalah apabila Nun sukun dan tanwin bertemu dengan huruf Ba’( ب  )
Cara membacanya dibalik  atau di jadikan mim ( م )
Contoh: سَمِيْعٌ بَصِيْرٌ. كِرَامٌ بَرَرَةٌ
Keterangan :
Iqlab artinya: membalik atau ditukar

5.    Ikhfa haqiqi (إخْفَاءُ حَقِيْقِى  ) adalah apabila Nun sukun dan tanwin bertemu dengan salah satu dari huruf Ikhfa yang 15 yakni:
د ج ت ث ك ق ف ظ ط ش س ز ذ
Cara membacanya : samar-samar antara Idh-har  (  (  ِاظْهَارُ  dan Id-Gham ( إِدْغَامُ ) artinya: harus terang, tetapi di sambung dengan huruf yang lain di mukanya dengan mendengung.
Contoh : مِنْ جُوْعٍ . يَنْطِقُ . أَنْدَادًا . مِنْكُمْ . أَنْفُسُكُمْ .


BAB II
HAL MIM SUKUN ( م )
Hukum membaca Mim sukun ada tiga macam :
1.    Ikhfa syafawi ( إِخْفَاءُ شَفَوِى ) adalah apabila mim suku bertemu dengan huruf ba’( ب )
Cara membacanya harus samar-samar di bibir dan didengungkan
Contoh: إِعْتَصِمْ بِا للهِ . وَهُمْ بِهِ دَخَلْتُمْ ِبِهنّ
2.    Id-Gham Mimi ( إِدْغَامُ ِميْمِ  ) adalah apabila mim sukun (    مْ) bertemu dengan huruf mim (    م)
Cara membacanya seperti  ( إِدْغَامُ مُتَمَاثِلَيْن )
      : مَالَهُمْ مِّنِ اللهِ . أَمْ مِّنْ يَرْ جِوْنَ
3.    Idh-har Syafawi ( إِدْهَارُ شَفَوِى ) adalah apabila Nun sukun dan tanwin bertemu dengan salah satu dari huruf hijaiyah yang 26 selain Mim ( م ) dan ba’ ( ب ) cara membacanya yang terang di bibir dengan mulut tertentu. Dan harus lebih dijelaskan lagu apabila bertemu dengan haruf wau ( و ) dan fa’ ( ف )
Contohnya: أَنْعَمْتَ . لَهُمْ فِيْهَا . عَلَيْهِمْ وَلاَ الضَّالِّيْنَ

BAB III
(GHUNNAH)
HAL MIM TASYDID DAN NUN TASYDID
Mim tasydid (   مّ )
Nun sukun ( نَْ )
1.    Ghunnah  ( غُنَّةُ ) adalah apabila adaMim tasydid dan Nun yang bertasydid maka di baca dengan mendengung
Contohnya:         النَّاسُ . الجَنَّةُ . إِنَّ . أَمَّا .








BAB VI
HAL LAAM TA’AIEF
( ال )
laam Ta’ari adalah alif dan laam  ( ال ) yang disambungkan dengan perkataan-perkataan ( nama benda ) dalam bahasa arab. Laam Ta’arif di bagi beberapa macam:
1.    Idh-qomariah  ( إِظْهَارُ قَمَرِيَةِ ) adalah apabila alif dfasn laam ( ال ) bertemu di sambungkan dengan 14 huruf berikut:  ب  ء  ه  م  ى  ق  ع  ف  ح  و  ك  ج  ح  ع
yang dikumpulkan dalam kalimat satu kalimat  ( أَبْغِ حَجَّكَ وَخَف عَقَيْمَةُ )
cara membacanya harus terang
contoh :  الأَنْعَامُ . البِرُّ . الغَمَامُ . الحَمِيْمُ . الجَنَّةُ 
KETERANGAN :
Qomar artinya                   : bulan
Qomariah artinya              : sebangsa bulan
2.    Id-Gham Syamsyah ( إِدْغَامُ شَمْشِيَّةِ ) adalah apabila alif dan laam ( ال ) bertemu dengan salah satu huruf yang 14 yakni selain huruf qomariah yaitu:  ت . ث . د . ذ . ر . س. ش. ص . ض . ط . ظ .  ل . ن
Cara membacanya : harus dimasukkan kedalam salah satu huruf yang 14 tersebut.
Contohnya: السَّلاَمُ . التَّوْبَةُ . الرَّحِيْمُ . الشَّمْسُ . بِالصَّبْرِ
Keterangan :
Syam artinya: Matahari
Syamsyah artinya: sebangsa matahari





BAB V
HAL LAAM TEBAL DAN TIPIS
1.    Laam Tebal ( مُفَخَّمَة )  adalah apabila Laam  ( ل )  dalam perkataan Allah ( الله ) di dahului oleh fathah atau dhommah maka haruslah dibaca tebal
Umpanya :  شَهَدَ اللهُ . رَسُوْلُ اللهِ . اللَّهُمَّ  
2.    Laam Tipis ( مُرَقَّقَة ) apabila laam dalam perkataan Allah ( الله ) didahului oleh kasroh  dan semua laam yang tidak di dalam perkataan Allah, maka harus dibaca tipis.
Umpamanya: بِسْمِ اللهِ . بِاللهِ . وَلَهُ الحَمْدُ . الذِّى . وَعَلَّمَ
BAB VI
ID-GHAM MUTAMATSILAIN
Id-gham Mutamatsilain ( إِدْغَامُ مُتَمَاثِلَيْن ) adalah apabila ada dua huruf  yang sama (  بَ dan بْ ) sedang yang pertama sukun ( mati ) dan harakat yang kedua berharakat.
Cara membacanya : harus di masukkan ( ditasydidkan ) kepada huruf yang kedua.
Contohnya: اِضْرِبْ بِعَصَاكَ الحَجَر . اِذْ ذَهَبَ . فَمَا رَبِّحَتْ تِجَارَة
                  : اِضْرِبْ بِّعَصَاكَ الحَجَرَ . اِذْذَّهَبَ . فَمَا رَبِّحَتْ تَّجَارَةٍ
Pengecualian: apabila ada dua huruf yang sama bertemu dari huruf wau sukun ( وْ ) bertemu dengan huruf wau berharokat (وِ ) dan huruf ya sukun ( ىْ ) bertemu dengan wau berharokat ( ىِ ) maka tidak di id-ghamkan / dimasukkan ( ادغام ) ke dalam huruf yang kedua, tetapi harus dibaca dengan panjang sebagaimana mestinya.
Umpamanya : اِصْبِرُوا وَصَابِرُوا . آمِنُوا وَعَمِلوُا . فيِ يَوْمِ كَانَ



BAB VII
ID-GHAM MUTAQORIBAIN
( ادْغَاُم مُتَقَارِبَيْن )
Id-Gham mutaqoribaini (ادْغَاُم مُتَقَارِبَيْنِ  ) apabila ada huruf :
Tsaa ‘ sukun ( ثْ ) bertemu dengan huruf Dzal ( ذ )
Baa’ sukun    ( بْ ) bertemu dengan huruf Mim ( م )
Qaaf sukun   ( قْ ) bertemu dengan huruf  kaaf ( ك )
Cara membacanya : harus dimasukkan /di idghamkan kedalam huruf yang kedua itu
Umpamanya:
 يَلْهَثْ ذَلِك dibaca يَلْهَذَّلِكَ
اِرْكَبْ مَعَنَا dibaca اِرْكَمَّعَنَا
أَلَمْ نَخْلُقْكُمْ dibaca  أَلمَ ْنَخْلُكُّمْ

Keterangan :
Mutaqoribain artinya: dua berdekatan

BAB VIII
ID-GHAM MUTAJANISAIN
( اِدْغَامُ مُتَجَاِنثَيْنِ )
Id-gham mutajanisain ( اِدْغَامُ مُتَجَاِنثَيْن ) adalah apabila ada huruf :
Taa’ sukun ( تْ ) bertemu dengan huruf thaa’ ( ط )
Taa’ sukun ( تْ ) bertemu dengan huruf dal ( د )
Thaa’ sukun ( طْ ) bermemu dengan huruf taa’( ت )
Dal sukun ( د ) bertemu dengan huruf taa’ ( ت )
Laam sukun ( لْ ) bertemu dengan huruf raa’ (ر )
Dzal sukun ( ذْ ) bertemu dengan huruf Dzoo’ ( ظ )
Cara membacanya:
Dimasukkan ( di idghamkan atau di tasydidkan ) ke dalam huruf yang ke dua

Umpamanya:
 اَمَنَتْ طَاِئفَةٌ      dibaca  أَمَنَطَّائِفَة
لَقَدْ تَابَ     dibaca  لَقَتَّابَ
بَسَطْتَ      dibaca بَسَتّ
قُلْ رَبَّ      dibaca  قُرَّبِّ
إِذْ ظَلَمُوْا     dibaca إِظْلَمُوْا


BAB IX
HAL BACAAN PANJANG ATAU MAD
 ( مَدُّ )

1.    Mad thabi’e ( مَدُّ طَبِيْعِي ) adalah apabila ada:
Alif ( ا ) sesudah fathah ( َ  ) atau yaa’ sukun ( ىْ )  sesudah kasroh ( ِ  ) atau wau sukun ( وْ )  sesudah dhommah ( ُ )
Cara membacanya : harus panjang sepanjang dua harokat ( dua gerakan huruf ) atau disebut satu alif
Umpamanya: قُوْلُوْا . فِيْهِ . مَالَ . نُوْحِيْهَا .
Keterangan :
Mad artinya : panjang
Thabi’i artinya : biasa

2.    Mad Wajib Muttashil ( مَدُّ وَاجِبْ مُتَّصِلُ ) adalah apabila ada mad thabi’I bertemu dengan hamzah ( ء ) di dalam satu kata ( kalimat) cara membacanya : wajib panjang 5 harakat atau dua setengah kalimat mad thabi’I atau dua setengah alif
 Umpamanya : سَوآءٌ . جِئَ . سُوْءَ . جَاءَ . سَاءَ . وَرَاءَ
 Keterangan: 
 Muttashill artinya: bersambung

3.    Mad Jaiz munfashil ( مَدُّ جَائِزُ مُنْفَصِلُ ) adalah apabila ada mad thabi’i bertemu dengan hamzah ( ء ) tetapi  hamzah itu di lain kalimat
Cara membacanya: boleh dipanjangkan seperti mad thabi’i akan tetapi seperti mad wajib muttashil lebih baik
Umpamanya: وَلاَ أَنْتُمْ . ِبَمَا أُنْزِلَ . قُوْلًوا أَنْفُسَكُمْ . فِي أَنْفُسِكُم
Keterangan:
Jaiz artinya: boleh ( dibolehkan )
Munfashil artinya : Terpisah

4.    Mad Lazim Mutsaqqal kilmi ( مَدُّ لاَزِم مُثَقَّلْ كِلْمىِ ) atau mad lazim muthawwal (مَدُّ لاَزِم مُطَوَّلُ ) adalah apabila ada mad thobi’I bertemu dengan tasydid ( --ّ-- ) di dalam satu perkataan kalimat.
Cara membacanya: harus panjang selama 3 mad thabi’I atau 6 harakat
Umpamanya: وَلاَ الضَّالِّيْنَ . الطَّامَّة . الصَّاخَةُ
Keterangan:
Lazim artinya: pasti dan wajib
Mustaqqol artinya: diberatkan
Kilmi artinya: sebangsa
Muthawwal artinya:di panjangkan
5.    Mad Lazim Mutsaqqal kilmi (مَدُّ لاَزِم مُخَفَّفْ كِلْمىِ ) adalah apabila ada mad thabi’i bertemu dengan huruf mati /sukun ( --ْ--- ) cara membacanya: seperti mad lazim muthawwal ( sepanjang 6 harakat )
Umpamanya: الآن hanya ada satu perkataan dalam surat yunus ( يونس )
6.    Mad layin ( مَدُّلَيِّنِ )  adalah apabila ada wau sukun ( وْ )  atau ya’ sukun ( ىْ ) sedang huruf yang sebelumnya itu berharakat fathah ( --َ--  )  cara membacanya sekedar lunak atau lemas


Umpamanya: ريْبٌ . خَوْفٌ . بَيْتٌ
Keterangan: 
Layin artinya: lunak
7.    Mad ‘Aridh Lissukun ( مَدُّ عَارَض لِلسُّكُوْن ) adalah apabila ada waqaf ( وَقْفٌ ) atau tempat pemberhentian membaca, sedang waqaf itu ada mad thabi’i atau mad layin
Cara membacanya ada 3 macam:
a.      Yang  lebih utama supaya dibaca panjang ( 6 harakat )
b.      Yang pertengahan dibaca 4 harakat
c.      Yang pendek yakni boleh dibaca seperti mad thabi’i yaitu dua harakat
Umpamanya: خَالِدُوْنَ . سَمِيْعٌ َبصِيْرٌ . المُحْسِنُوْنَ
Keterangan:
‘aridh artinya : yang bertemu atau yang bertentangan
 li artinya : karena
sukun artinya: mati atau berhenti

8.    Mad Shilah Qashiroh ( مَدُّ صِلِةُ قَصِيْرَةُ ) adalah apabila ada haa’dhamir ( ه ) sedang sebelumnya ada huruf hidup yang berharakat (-َ--ِ--ُ- )
Cara membacanya: harus panjang seperti mad thabi’i ( dua harakat )
Shilah artinya: hubungan
Qashirah artinya: pendek

9.    Mad Shilah Thawilah (مَدُّ صِلِةُ طَوِيْلَة ) adalah apabila ada mad shilah qashirah ( مَدُّ صِلِةُ قَصِيْرَةُ )  bertemu dengan hamzah ( ء ) 
Cara membacanya : seperti mad jaiz munfashil
Umpamanya: مَا لَهُ أَخْلَدَهُ . عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ

10.Mad I’wadh ( مَدُّ عِوَضُ ) adalah apabila ada fathatain ( --ً-- ) yang jatuh pada waqaf  ( pemberhentian ) pada akhir kalimat
Cara membacanya: di panjangkan seperti mad thabi’i dan tidak dibaca seperti tanwin
Umpamanya:عَلِيْمًا حَكِيْمًا . سَمِيْعًا بَصِيْرًا . فَتْحًا مُبِيْنًا
Keterangan: Iwadh artinya: ganti

11. Mad Badal ( مَدُّبَدَل ) adalah apabila ada hamzah ( ء ) bertemu dengan mad ( panjang )
Cara membacanya tetap seperti mad thabi’i
Umpamanya : آخَذَهُ . إْيمَانٌ . آدَمَ
Keterangan :
Badal artinya: ganti, dinamakan mad badal karena asli hurufnya dalah hamzah sukun ( ءْ) di ganti dengan wau sukun ( وْ  ) dasn yaa’ sukun ( ىْ )
آدَمَ  aslinya  أَأْدَمُ
إْيمَانٌ asalnya إإْمَانُ
آخَذَهُ asalnya أَأْخَذَهُ

12. Mad lazim Harfi Musyabba’ ( مَدُّ لاَزِم حَرْفِ مُشَبَّع )adalah apabila pada permulaan surat Al-qur’an terdapat salah satu atau lebih dari huruf yang delapan yakni: nun ( ن ) qaff ( ق) shad ( ص ) ain ( ع ) sien ( س ) laam ( ل ) kaaf ( ك ) dan mim ( م ) yang di kumpulkan di dalam kalimat yaitu : (نقص عسلكم  )
Cara membacanya : harus dibaca panjang sepanjang 6 harakat
Umpamanya : ن  والقلم . آلم . يس
Keterangan :
Musyabba’ artinya : dikenyangkan

13. Mad lazim Harfi Mukhffaf (مَدُّ لاَزِم حَرْفىِ مُخَفَّفْ ) adalah apabila pada permulaan surat dari Al-qur’an ada huruf yang lima yaitu: haa’ ( ه ) thaa’ ( ط ) haa ( ح ) raa’ ( ر ) yang dikumpulkan dalam satu kalimat ( حَىٌّ طَهُوْرُ )
Cara membacanya: ditempatkan dengan tasydid dan mad thabi’i nya

Umpamanya : حم . آلم . يس


Mad Tamkien ( مَدُّ تَمْكِيْنُ ) adalah apabila ada yaa’ sukun ( ىْ  ) yang di dahului dengan yaa’ yang bertasydid dan yang harakatnya kasroh ( --ِ-- )
                             
14.Mad Farq (  مَدُّفَرْقِ) adalah adalah mad yang membedakan antara pertanyaan dan yang bukan, yang di dalam Al-qur’an terdapat di empat tempat
Cara membacanya:
Harus dipanjangkan untuk membedakan antara pertanyaan atau bukan
Umpamanya: آالذَّكَرَيْنِ حَرَّمَ أَمْ الأُنْثَيَيْن                                                                         
                              قُلْ آللهُ أَذِنَ لَكُمْ                                
                              آللهُ خَيْرٌ اَمْ مَا يُشْرِكُوْنَ
Keterangan : farq artinya : membedakan atau pembedaan


           

BAB X
HAL MEMBACA RA’
( ر )
Cara membaca raa’ ada itu tiga macam :
1.    yang di tebalkan ( مُفَخَّمَة ) yaitu :
a.      raa’ Fathah ( رَ ) contoh : رَبَّنَا
b.      raa’ dhammah ( رُ ) contoh : حَرَّمَ
c.      raa’ sukun ( رْ ) sedang huruf sebelumnya berbaris fathah ( --َ-- ) atau dhommah  (--ُ-- ) contoh :  مَرْضِيَّةُ
d.     raa’ sukun ( رْ ) sebelum kasroh ( --ِ--) tetapi kasroh itu bukan asli dari asal perkataan contoh :  اِرْجِعُوْا . اِرْحَمُ
e.      raa’ sukun ( رْ ) huruf sebelumnya juga kasroh yang asli ( -ِ- ) tetapi sesudah raa’ itu ada salah satu dari huruf isti’laa’ ( اِسْتِعْلاَء ) yang tujuh yaitu : kha’ ( خ ) shod ( ص ) ghoin ( غ ) dhod ( ض ) tha’ ( ط )  dan dzo’ ( ظ ) yang tidak berharakah huruf isti’laa; dalam satu kalimat bunyinya ( خُصَّ ضَغْطٍ قِظ )
contohnya: قِرْطَاسٌ . مِرْ صَادٌ . فِرْقَةٌ
2.    yang tipis ( مُرَقَّثَة ) yaitu:
a.        apabila raa’ tadi berharkat kasroh (  رِ ) baik pun dalam permulaan perkataan atau pertengahan atau penghabisan baik pada kata kerja ( فِعْلٌ ) atau kata benda ( اسْمٌ) contohnya : رِزْقٌ . أَرِنَا . الفَجْرُ
b.      apabila sebelum raa’ ada yaa’ sukun ( ىْ ) contoh: خَيْرٌ .  قَدِيْر
c.       apabila sebelum raa’ sukun  ( رْ ) itu huruf yang berharakat kasroh yang asli tetapi yang sesudahnya bukan huruf isti’laa’ ( اِسْتِعْلاَءُ )
contohnyaأَنْذِرْهُمْ . فِرْ عَوْنَ:
3.    yang boleh di baca tebal dan tipis yaitu : raa’ sukun ( رْ ) dan huruf yang sebelumnya berharakat kasroh ( -ِ- ) sesudahnya ada salah satu huruf isti’laa’ yang berharakat kasroh ( -ِ- )
contohnya: مِنْ عِرْضِهِ . بِحِرْصٍ


BAB XI
HAL QAQALAH
( قَلْقَلَةُ )

1.    Qalqalah shughra (قَلْقَلَةُ صُغَرَى ) adalah apabila ada salah satu huruf : ( ب ج د ط ق  ) yang sukun ( mati ) dan matinya dari asal kata-kata dalam bahasa arab. Cara membacanya : harus bergerak dan berbunyi seperti membalik
Contoh : يَقْطَعُوْنَ . إِبْرَاهِيْمَ . نَجْعَل
2.    Qalqalah kubra (قَلْقَلَةُ كٌبْرَى )  adalah apabila huruf qalqolah yang lima tersebut mati di sebabkan waqof ( berhenti ) atau titik koma cara membacanya: lebih jelas dan lebih berkumandang
Contoh : مِنْ خِلاَقْ . اُولوُ الأَلْبَابْ . سَوَاءُ الصِّراَطْ
Keterangan :
Qalqalah artinya : getaran suara
Sughra artinya : yang lebih kecil
Kubra artinya : yang lebih besar